Pamekasan, NU Online
Badan Ansor Anti Narkoba (Baanar) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur mengimbau kepada lapisan masyarakat untuk terus mawas diri dari gelombang peredaran narkoba. Apalagi, bandar narkoba internasional baru-baru ini muncul dari Kecamatan Sokabanah, Kabupaten Sampang.
"Terutama anak yatim juga dalam kondisi terancam. Dari penelusuran kami, mereka menjadi salah satu bidikan para pengedar narkoba," ungkap Sekretaris Baanar Kabupaten Pamekasan, Abd Rasyid.
Hal itu disampaikannya saat hadir di acara yang digelar Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Pamekasan. Kegiatan yang dipusatkan di aula PCNU Pamekasan tersebut mengangkat tema Bahagia Mereka, Bahagia Kita Bersama Yatim se-Kabupaten Pamekasan, Sabtu (21/9).
Atas hal itu, Baanar Kabupaten Pamekasan bakal mencanangkan program gerakan anak yatim bebas narkoba. Sebab, kata Rasyid, anak yang tidak punya orang tua berpotensi besar menjadi sasaran bandar atau pengedar barang haram tersebut.
“Karena itu, kami sangat mengapresiasi acara PC Muslimat NU Pamekasan ini yang sifatnya mengayomi anak yatim. Semakin sering diayomi, insyaallah mereka tidak mudah tergoda rayuan bahaya narkoba,” tegas mahasiswa Pascasarjana IAIN Madura tersebut.
Menurut Rasyid, kepengurusan Baanar Kabupaten Pamekasan sudah lengkap. Tinggal konsolidasi dan pelantikan untuk selanjutnya merampungkan program kerja.
"Realisasi dari program tersebut akan diwujudkan setelah pelantikan. Kita akan melangsungkan pelantikan dan realisasi program kerja setelah pelantikan Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Pamekasan," tegas Rasyid.
Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Pamekasan Syafiuddin mendorong Baanar agar menghadirkan program yang salah satu sasarannya adalah anak yatim. Sebab, itu berkaitan erat dengan masa depan bangsa.
“Semakin banyak kegiatan positif yang dilekatkan pada kehidupan anak yatim, insyaallah pintu masuknya narkoba tidak semakin terbuka lebar,” tegas Wakil Ketua DPRD Pamekasan tersebut.
Menurut Syafiuddin, program itu juga menjadi wujud nyata dari pengamalan ajaran agama Islam. Dalam Islam, ungkap Syafiuddin, menyantuni dan mengayomi anak yatim merupakan kewajiban bersama. Mengabaikannya sama halnya dengan mendustakan agama.
"Mengayomi anak yatim ini tidak sekadar memberikan materi secara seremonial saat Muharram. Namun, lebih pada yang sifatnya jangka panjang," tegas Syafiuddin.
Jebolan Universitas Islam Madura (UIM) tersebut menegaskan, jangka panjang yang dimaksud berkenaan dengan masa depan anak yatim.
"Juga mengayominya agar bebas dari barang haram narkoba, jelas bagian dari ikhtiar menyelamatkan kehidupan cemerlang masa depan anak yatim," pungkasnya.
Pewarta: Hairul Anam
Editor: Ibnu Nawawi