Bahas Dakwah Literasi Kader IPPNU Trenggalek Juara Esai Nasional
Ahad, 4 Juli 2021 | 08:00 WIB
Foto: Hayinun Nafsiyah, Anggota Departemen Organisasi PC IPPNU Kab. Trenggalek, Jawa Timur. (Foto: dok istimewa)
Trenggalek, NU Online
Hayinun Nafsiyah, Anggota Departemen Organisasi Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, berhasil meraih juara 1 pada lomba esai nasional mahasiswa 2021 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen Dakwah (MD) Universitas Islam Negeri (UIN) Satu Tulungagung.
Dengan tema Representasi Agama Melalui Literasi, esai Hayinun yang berjudul Dakwah bi Al-Qalam di Era Milenial berhasil menyisihkan 127 mahasiswa lainnya se-Indonesia yang turut berkompetisi secara daring.
Dikatakan Hayinun, secara garis besar esai yang ia tulis membahas betapa pentingnya dakwah bi al-qalam atau dakwah literasi di era milenial saat ini, sebagai suatu bentuk strategi dakwah dalam mengurangi penyebaran isu-isu yang kurang tepat di tengah masyarakat. Serta mewujudkan dakwah literasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, juga dengan kebutuhan sasaran dakwah yang nantinya mudah diterima dan mampu dipahami bahkan mampu memberikan solusi atas apa yang menjadi permasalahannya, baik secara individu maupun masalah umum.
Selain itu juga, menjadikan dakwah literasi sebagai tonggak dakwah di era milenial dengan mengupayakan dakwah humanis yang ramah dengan mewujudkan peran remaja dan keluarga dalam memberikan ruang dan mendukung terwujudnya tujuan dakwah.
Menurut Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Jurusan Manajemen Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, metodologi dakwah bi al-qalam di era milenial harus dikemas dengan lebih dialogis. Contohnya dengan tanya jawab, di samping itu juga harus sesuai dengan syariat Islam dan pedoman Al-Qur'an dan hadits yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat milenial.
"Metode ini bisa dimodifikasi dengan metode brainstorming, dengan lebih otokritik yang mewujudkan curah pendapat dari berbagai masalah yang tengah dihadapi oleh masing-masing sasaran dakwah," katanya kepada NU Online, Ahad (4/7).
Alumni Madrasah Aliyah (MA) Swasta Nurul Falah Kedunglurah, Pogalan, Trenggale mengatakan akan lebih mudah memunculkan ide maupun gagasan baru sebagai solusi atas permasalahan yang hendak dihadapi oleh masyarakat di era milenial saat ini. Sehingga dakwah bi al-qalam mampu menjadi sumber solusi yang akan terus berkembang konsep dan strateginya di tengah masyarakat milenial.
Persiapan yang singkat
Gadis kelahiran Trenggalek, 30 Juni 1999 itu mengungkapkan, dalam penulisan esai tersebut sangat minim persiapan. Pasalnya, menjelang beberapa jam penutupan lomba ia baru mendapatkan informasi dari dosen favorit Bobby Rachman Santoso yang akrab ia sapa dengan Mr Bobb, melalui pesan WhatsApp.
"Jadi setelah Maghrib saya mendapat WhatsApp dari dosen favorit saya Mr Bobb untuk mengikuti lomba. Dari situ langsung persiapan membuat alur esai hingga waktu isya," tutur Hayinun.
Setelah isya Hayinun kebetulan ada tugas membuat laporan bersama Ketua Fatayat PC Trenggalek, Bunda Ulfa. Saat itu juga ia memanfaatkan waktu untuk sharing terkait hal apa saja yang akan ditulis, mengingat batas waktu pengiriman karya tinggal beberapa jam lagi.
Pukul 22.00, ia pulang kembali ke rumah melanjutkan tulisan esai hingga pukul 23.50 WIB. Saat itu juga ia mengirimkan naskah lomba melalui email ke penyelenggara, dan seminggu kemudian pengumuman.
Ketua Pimpinan Ranting (PR) IPPNU Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek itu sangat bersyukur, dalam waktu yang sangat singkat ia berhasil menyelesaikan esai dan berhasil menjadi juara.
"Alhamdulilah, tentu ini hal yang luar biasa, karena esai yang ditulis hanya 2 persen saja yang plagiasi," ungkapnya.
Ia mengatakan, prestasi tersebut tentu berkat doa dan dukungan ibu, keluarga, saudara, serta orang-orang hebat di sekelilingnya.
Modal percaya diri
Sejak memasuki bangku kuliah, Hayinun aktif menulis artikel jurnal dengan bimbingan Mr Bobb. Ia mengakui bahwa basic yang dimiliki bukan di literasi, melainkan public speaking. Bahkan sampai saat ini pun ia masih terus menggali dan meningkatkan bidang publik speaking. Namun, di sisi lain karena ia suka menulis dan dilatih serta dibiasakan Mr Bobb untuk menulis, ia pun percaya diri saja.
Hal yang mendorong dirinya untuk ikut lomba, selain semangat dan dorongan dosen serta keluarga, juga karena di fakultas dakwah jarang ada yang membahas tentang dakwah, sekalipun itu jurusan lain dalam rumpun fakultas dakwah.
Demikian yang menjadi tantangan, ialah ketika mampu menggali hal apa yang menarik di saat seperti ini. Karena pada dasarnya dunia dakwah sangat luas dan perlu dikaji lebih dalam.
"Kalau orang awam, tahu hanya soal ceramah. Namun, lebih dari itu dakwah memiliki cakupan yang sangat luas dan saya berkomitmen mampu menguasainya," ujar Hayinun.
Ia sangat berterima kasih kepada orang tua dan Mr Bobb, telah diberi kesempatan. Ia berharap hal ini tak berhenti sampai di sini saja, namun harus dikembangkan lagi. "Semoga bisa selalu menjadi pribadi yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dan, tentunya bisa terus berkarya, serta tidak takut gagal," pungkasnya.
Kontributor: Disisi Saidi Fatah
Editor: Kendi Setiawan