Jepara, NU Online
Masyarakat di pedesaan masih melestarikan kegiatan bancakan. Kegiatan tersebut biasanya dilaksanakan dalam berbagai acara. Semisal mengakhiri Tadarus Al-Qur’an, selepas shalat Id, saat lebaran ketupat dan masih banyak lagi.
<>Di desa Margoyoso kecamatan Kalinyamatan tradisi itu masih tetap berjalan hingga saat ini. Rabu malam (15/8) bersamaan dengan Takhtiman Tadarus Al-Qur’an di Musholla Baitur Rohman, kegiatan itu berlangsung dengan penuh khidmah.
Hari sebelumnya, Selasa (14/8) pihak pengurus selepas shalat Isya, Tarawih dan pembacaan Syiiran Aqaid Seket mengumumkan lewat spiker musholla. Pihak pengurus menghimbau kaum membawa sedekah sesukanya.
Pada saat hari H, musholla yang dinadhiri oleh KH Muchlisul Hadi, Syuriah MWC NU Kalinyamatan ramai. Sekitar 60an orang memadati musholla yang berada di gang II desa setempat.
Kegiatan diawali dengan takhtiman dari Surat Ad-Duha dan dipungkasi dengan pembacaan tahlil yang diimami oleh Kiai Zainul Amin.
Nadhir Musholla yang diwakili Kiai Khoirul Kamal mengungkapkan selama 26 hari pihaknya 3 kali mengkhatamkan Al-Quran. “Pada malam ke-27 ini kami telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 3 kali. Untuk mengakhiri kegiatan tersebut dengan kegiatan bancakan,” ungkapnya.
Menjelang akhir Ramadan, Kamal menghimbau agar kaum semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. “Saya berharap Ramadhan yang tinggal beberapa hari ini dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membaca Al-Qur’an, Qiyamul Lail dan melaksanakan amalan sunnah yang lain,” tambahnya.
Di penghujung Ramadan sebagaimana ia mengutip salah satu hadits merupakan sebuah musibah; langit dan bumi menangis. Karena di sebelas bulan yang lain tidak ada doa yang diijabahi maupun amalan-amalan sunnah yang pahalanya dilipatgandakan.
Kegiatan diakhiri dengan makan kepungan nasi yang dibawa kaum. Pulangnya mereka juga masih membawa jajan yang dibagikan secara merata.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Syaiful Mustaqim