Banjir Pati Sudah Sepekan, Tapi Masih Ada Warga Belum Dapat Bantuan
Rabu, 20 Maret 2024 | 16:30 WIB
Pati, NU Online
Banjir yang menerjang Kabupaten Pati sudah terhitung sudah satu pekan sejak Kamis (14/3/2024) lalu. Banjir yang melanda Dukuh Guwo, Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana belum menunjukkan tanda-tanda akan surut.
Salah seorang warga Dukuh Guwo, RT02/RW 01, Desa Gadingrejo, Siswanto (53) mengungkapkan, banjir yang terjadi di desanya mencapai 70-80 sentimeter. Hingga saat ini, warga Gadingrejo, khususnya di Dukuh Guwo, baru sebagian kecil yang mendapat bantuan.
“Kemarin mendapat dari instansi pemerintah tapi baru sebagian kecil,” ujarnya kepada NU Online, pada Rabu (20/3/2024)
Ia menambahkan, mobilitas dan aktivitas warga sangat terbatas akibat dari banjir. Meskipun demikian, warga memilih untuk tetap tinggal di rumah dan tidak mengungsi. Selain itu, saat ini belum ada imbauan dari pemerintah setempat untuk mengungsi.
“Semua warga masih di rumah bertahan. Untuk kebutuhan konsumsi, memasak barang-barang seadanya. Kadang ada bakul (pedagang) yang keliling menggunakan gethek (perahu kecil),” terang Siswanto.
Terkait masalah kesehatan warga, pemerintah setempat telah mengerahkan petugas kesehatan desa yaitu bidan desa untuk mengecek dan menangani masalah kesehatan warga Gadingrejo. Karena pada kondisi banjir seperti ini, penyakit-penyakit rawan menyerang para warga.
Sukanti (54), seorang warga Dukuh Guwo, RT03/RW01 membenarkan pada saat banjir melanda seperti ini, rawan membawa penyakit-penyakit penyerta. Saat ini sudah ada anak-anak yang terkena penyakit akibat banjir bahkan harus opname atau dirawat di rumah sakit.
“Kebetulan ada anak-anak yang panas. Kemarin ada juga yang opname di rumah sakit karena dampak banjir. Karena anak kecil biasanya suka kecek (bermain air). Yang diopname malah seorang balita,” tuturnya.
Sukanti mengungkapkan meskipun saat banjir seperti ini para warga masih bisa beraktivitas, meskipun tetap saja banjir membuat aktivitas warga menjadi terbatas.
Barang-barang penting pun harus diamankan dan diselamatkan di tempat yang lebih tinggi. Ini membuat kehidupan semakin sulit apalagi di bulan Ramadhan.
“Mau ke mana-mana agak sulit. Nggak ada kendaraan perahu-perahu, kita jalan kaki. Kebetulan rumah saya jauh, ujung sana. Jadi yang dirasakan lututnya. Ke mana-mana harus jalan kaki menerjang banjir,” kata Sukanti.
Lebih lanjut Sukanti berharap, ke depan ada bantuan dan donasi dari masyarakat luas. Warga Dukuh Guwo telah membangun tenda untuk posko darurat di depan Gapura Dukuh Guwo, sebagai tempat untuk menampung dan koordinasi apabila ada bantuan yang masuk dan kemudian menyalurkannya kepada warga.
“Ya kalau mau, ada yang bantu apa gitu kita terima. Harapannya ada partisiapsi dari masyarakat luas,” harapnya.