Daerah

Berbagai Cara Dilakukan Peserta demi Memukau Dewan Juri

Senin, 9 Juli 2018 | 01:30 WIB

Surabaya, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur kembali menggelar NU Award 2018. Ini sudah memasuki tahun ketiga bagi kegiatan yang melombakan sejumlah kategori. Dan Ahad (8/7) telah memasuki grand final untuk menentukan siapa para juaranya.

Berbeda dengan sebelumnya, untuk tahun ini panitia melakukan pengembangan kategori. “Ada unit usaha, lembaga pendidikan, serta rumah sakit dengan berbagai tipe,” kata Ketua Panitia NU Jatim Award 2018, Ahad (8/7). 

Sehingga dengan demikian tidak semata menilai masalah administrasi di tingkat kepengurusan kabupaten dan kota. “Bahkan sudah menyentuh geliat kepengurusan lembaga, hingga badan otonom,” kata alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut.

Keseruan grand final ini sudah terasa sejak pagi. “Bahkan kontingen dari sejumlah kota sudah dating dengan supporter,” kata salah seorang panitia, Sururi Arumbani. Mereka membawa puluhan pendukung dengan seragam dan diiringi drumband. 

Hal tersebut tentu saja membuat ramai kondisi kantor PWNU Jatim yang biasanya sepi lantaran hari Ahad. “Wah, keren iki. NU Jatim ramai dan heboh,” kata salah seorang jurnalis yang menjadi tm juri.

Ya, NU Award menjadi ajang bergengsi di lingkungan keluarga besar NU Jatim.Tidak sedikit kontingen yang harus hadir sejak Sabtu malam untuk memastikan tampilan sekaligus mempersiapkan segala hal. “Tujuannnya memancing perhatian para juri,” kata salah seorang peserta dari Ponorogo.

Yang juga membedakan kegiatan ini adalah dari juri. “Mereka terdiri dari berbagai kalangan,” kata Sururi.  Yakni jajaran syuriah dan tanfidziyah, perwakilan lembaga dan badan otonom, perwakilan perguruan tinggi NU dan luar NU, tokoh NU, masyarakat dan partai politik, pejabat dari dinas pendidikan, kesehatan, dan dinas koperasi dan UMKM Jatim. Juga para jurnalis media cetak, televisi dan daring, lanjutnya. 

NU Award dibagi menjadi enam kategori: Pengurus Cabang NU (enam nominator), Majelis Wakil Cabang NU (empat nominator), Pengurus Ranting NU (empat nominator), dan Badan Otonom masing-masing dua nominator (Muslimat, Fatayat, IPPNU, GP Ansor, IPNU, Pagar Nusa, ISNU, dan Pergunu). 

Ada juga kategori Lembaga masing-masing dua sampai tiga nominator (LPNU, LFNU, LAZISNU, LWP, LTN, LTM, LPBI, dan LKNU), dan kategori institusi (masjid, rumah sakit, sekolah NU, dan lembaga ekonomi-bisnis). "Saya bersyukur respons dari cabang-cabang luar biasa," kata Ketua PWNU Jatim, KH Hasan Mutawakkil Alallah, usai membuka acara.

Dia menjelaskan, NU Award adalah satu di antara beberapa upaya untuk menata organisasi agar lebih baik. "Harapannya apa yang menjadi amanah Muktamar NU di Lirboyo, Kediri, 19 tahun lalu agar semua level kepengurusan NU, dari PB sampai ranting, atau lembaga dan institusi NU bisa terwujud," ujar Kiai Mutawakkil. 

NU Award juga jadi semacam pemompa semangat bagi seluruh kader dan aktivis NU agar mengembangkan potensi yang ada untuk kemaslahatan umat dan bangsa. "Kenapa? Karena misi mulai NU tidak akan terjadi bila organisasi atau institusinya tidak tertata rapi dan terorganisir dengan baik," jelas Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kraksaan, Probolinggo itu. 

Pantauan media ini, penjurian nominator NU Award berlangsung seru. Berjalan sejak pagi, hingga malam dengan memanfaatkan ruang pertemuan di kantor NU Jatim. Juara penghargaan ini akan diumumkan dan diserahterimakan pada halal bi halal di kantor NU Jatim hari ini. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi)


Terkait