Bondowoso, NU Online
Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama (SMK NU) Tenggarang, Bondowoso, Jawa Timur adalah lembaga pendidikan kejuruan yang fokus pada satu jurusan yakni agribisnis perikanan. Konsistensinya ini menginspirasi sekolah lain.
Sekolah swasta yang sejak kelahirannya tahun 2009 telah melaksanakan penyelenggaraan pendidikan gratis sampai lulus serta gratis empat seragam ini selalu berupaya menjaga kualitas lulusan. Salah satunya adalah kebijakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) satu tahun yang telah diselenggarakan sekolah sejak empat tahun lalu.
Kebijakan tersebut (Prakerin, red) yang dilaksanakan selama satu tahun tersebut tentu saja melebihi patokan lama Prakerin yang ditentukan oleh Direktorat SMK. Karena yang dilakukan hanya tiga bulan dan berubah menjadi enam bulan serta diberlakukan mulai tahun ajaran baru 2019/2020.
Kepala SMK NU Tenggarang, Daris Wibisono Setiawan menjelaskan bahwa Prakerin satu tahun ini bermula dari keterbatasan ruang kelas yang tersedia dan tidak berimbang dengan jumlah murid yang ada.
Lanjut Daris yang juga kader Pendidikan Kadar Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) tersebut mengemukakan, seiring perjalanan pelaksanaan Prakerin ternyata malah membawa berkah bagi peserta didik dan para wali murid.
Salah satu berkah dirasakan oleh Rizqy dan Sholehudin terkuak saat monitoring Prakerin, Kamis (31/10) yang dilakukan guru pembimbing pada monitoring tiga bulanan di PT Anugerah Berjaya Kraksaan (ABK).
Menurut penuturan Rizqy dan Sholehudin, setiap bulan mereka mendapatkan gaji bersih Rp 1.150.000,-, makan dan tempat tinggal sudah disediakan PT ABK. Yang mengejutkan, setiap satu siklus panen udang, keduanya mendapatkan bonus 8 juta rupiah.
Rizqy dan Sholehudin merupakan siswa kelas XI SMK NU Tenggarang. Mereka sejak semester II ketika kelas X sudah sangat berminat untuk diberangkatkan Prakerin. Keterbatasan ekonomi membuatnya bersemangat untuk segera bisa meringankan beban orang tua tanpa harus kehilangan semangat belajar sambil bekerja (Prakerin, red) dan status sebagai siswa.
“Sekian siswa yang mengikuti Prakerin tetap mendapatkan hak belajar dan penilaian dari gurunya, modul dan piranti pendukung sudah disiapkan gurunya terkait hal tersebut. Sehingga anak-anak tetap bisa bekerja tanpa lupa statusnya sebagai siswa SMK NU,” jelas Daris.
Sementara itu, guru produktif perikanan SMK NU Tenggarang yang sekaligus guru pendamping Prakerin Riana Endang Hartatik menambahkan, kompetensi para siswa agar benar-benar bisa memahami dunia perikanan sesungguhnya. Juga untuk menutupi keterbatasan sarana sekolah menjadi tekad SMK NU Tenggarang untuk terus melaksanakan Prakerin satu tahun.
Sebagai informasi tambahan, tempat Prakerin SMK NU Tenggarang tersebar mulai dari Tambak di Arjasa kabupaten Situbondo hingga PT ABK Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Di samping itu, juga ada yang ditempatkan di Balai Benih Ikan (BBI) Tenggarang-Bondowoso, BBI Kalisat Jember, BBI Rambigundam-Jember, dan beberapa petani ikan yang ada di Bondowoso dan Jember.
Pewarta: Ade Nurwahyudi
Editor: Ibnu Nawawi