Berkat Nasi Tabheg, IPNU Jatim-Nurul Jadid Terima Piagam Rekor MURI
Rabu, 25 Oktober 2017 | 08:26 WIB
Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-3 tahun 2017 yang digelar oleh Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo, Ahad (22/10) membawa berkah tersendiri.
Pasalnya pada peringatan HSN kali ini, IPNU Jatim dan Pondok Pesantren Nurul Jadid menerima Piagam Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dari Senior Manager MURI Sri Widiyati atas penyelenggara sajian nasi Tabheg terbanyak.
Pada peringatan HSN ke-3 ini, IPNU Jatim dan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton menggelar makan nasi tabheg (bungkus) bersama Kegiatan ini diikuti sedikitnya 12.297 santri dari pondok pesantren se-Jawa Timur. Secara bersama-sama mereka memakan nasi tabheg sebanyak 1.025 porsi dengan nasi dan lauk seadanya di Lapangan Kampus Terpadu Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton.
Kegiatan makan nasi tabheg bersama ini dipimpin langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton KH Zuhri Zaini beserta seluruh kepala pesantren. Serta KH. Zainul Mu’in dari Situbondo dan Junaidi Mut’hi dari Bondowoso. Tidak ketinggalan pula Ketua PW IPNU Jawa Timur Haikal Atiq Zamzani.
Suasana keakraban terlihat jelas dari raut muka para santri se-Jawa Timur. Meskipun tidak saling mengenal dan berada di bawah terik matahari, puluhan ribu santri ini sangat antusias dengan acara yang telah mencatat Rekor MURI tersebut.
Zaskia Sholeha, salah satu santri yang mengikuti makan nasi tabheg bersama mengungkapkan bahwa nasi tabheg merupakan ciri khas pondok pesantren dimana hanya ada saat ada kiriman dari orang tua santri. Kini nasi tabheg sudah digantikan dengan nasi kotak.
“Dengan acara ini, kita diajak kembali ke budaya pesantren berupa makan nasi tabheg. Tidak terasa meski terik matahari, karena bisa kumpul dan makan bersama para santri se-Jawa Timur. Inilah yang membuat kita bangga luar biasa, meskipun masih tidak saling kenal,” katanya.
Sementara Kepala Pesantren Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid mengatakan kegiatan ini dimaksudkan karena ingin meneguhkan dan mengokohkan kemandirian santri. Dari hal tersebut diharapkan santri bisa mengkontribusikan dirinya untuk kemajuan bangsa. “Dalam sejarah, santri telah memberikan sumbangan tenaga dan kontribusi nyata terhadap bangsa dan negara,” ungkapnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)