Semarang, NU Online
Perselisihan antarumat beragama merupakan salah satu hal yang rawan perpecahan. Karena itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng KH Taslim Syahlan membina kerukunan antarumat beragama di Jawa Tengah mengedepankan cara kekeluargaan dan memperbanyak silaturahim.
"Sejak pertama dikukuhkan, kami giatkan silaturahim ke berbagai tempat ibadah dan para tokoh lintas agama, termasuk penghayat," kata Kiai Taslim kepada NU Online, Jumat (14/8).
Hal tersebut juga diungkapkan dalam kegiatan pemeliharaan, keharmonisan, dan kerukunan umat beragama serta penghayat kepercayaan di Gedung Kesbangpol Jawa Tengah, beberapa hari lalu. "Kemarin, hal ini juga kami sampaikan kepada pemerintah. Silaturahim itu penting," tegasnya.
Menurut dia, gemar melakukan anjangsana menjadi strategi FKUB Jateng dalam membina kerukunan. Bahkan, silaturahim dilakukan ke jajaran bawahnya. "Jadi kita yang di Jateng ini turun bersilaturahim ke FKUB Kabupaten/Kota," akunya.
Dengan demikian lanjutnya, suasana kekeluargaan dan harmonis dapat tercipta dengan indah. Sehingga, setiap persoalan yang dihadapi dapat diurai dan diselesaikan dengan cara humanis dan kekeluargaan.
"Jadi gergeran itu yang menyelesaikan gegeran," kelakarnya.
Dalam kesempatan itu, dirinya juga melaporkan kegiatan FKUB Jateng di masa pandemi Covid-19. "Kita, FKUB Jateng terus bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat yang ada untuk berbagi," katanya.
Disebutkan di antaranya bersama komunitas Gusdurian Jawa Tengah, Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) Kota Semarang, Humanity Fisrt Indonesia wilayah Jawa Tengah (lembaga kemanusiaan Jemaat Ahmadiyah Indonesia), Palang Merah Indonesia (PMI), dan sebagainya.
"Kita perlu tegaskan kegiatan ini sifatnya kemanusiaan dan demi bangsa dan negara, jangan dicampuradukkan dengan peribadatan yang bersifat pribadi," ucapnya.
Karena itu Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim (FAI Unwahas) Semarang ini juga memberi peran bagi para penghayat dan kepercayaan. Bahkan, untuk memberikan edukasi tentang kedewasaan beragama, para penganut penghayat dan kepercayaan juga diberikan kesempatan dalam beberapa kegiatan doa bersama lintas agama.
"Mereka ini juga harus ikut tampil, membacakan doa sesuai urutan para tokoh perwakilan yang ada, yang hadir tinggal mengamini sesuai agama dan kepercayaanya," terangnya.
Inisiatif gerakan tersebut membuahkan hasil dan diapresiasi oleh seorang penganut aliran penghayat kepercayaan Alex Pratikno. Saat dikonfirmasi ia mengakui FKUB Jateng membina rasa keberagamaan dalam keberagaman sudah sesuai bingkai negara yang berbhineka tunggal ika ini.
"Dalam setahun belakangan ini aliran penghayat banyak disebut dan diberi ruang oleh FKUB Jateng. Bahkan, nama dan foto kami dipajang di MMT," kata Alex.
Sebagaimana diketahui, aliran penghayat kepercayaan disebut dalam forum resmi pemerintah, masuk dalam judul kegiatan resmi dan mendapat peran yang sama dalam kegiatan FKUB Jateng.
Oleh karena itu, Alex mengungkapkan rasa syukur atas kegigihan FKUB Jawa Tengah yang mengangkat peran para penganut aliran penghayat di beberapa kegiatan yang digelar oleh FKUB Jateng.
"Kami berterimakasih sehingga bisa berada di tengah-tengah forum resmi antarumat beragama," ucapnya.
Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz