Kudus, NU Online
Kegelisahan pengelola madrasah terkait belum mencairnya dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) selama lima bulan, akan segera terjawab. Awal Juni, BOS akan segera dicairkan dan dikirim kepada madrasah di seluruh Indonesia.
<>
“Surat edaran sudah kita buat, pencairannya 3 bulan pertama atau tri wulanan,” kata Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama Nur Syam menyampaikan kepastiannya kepada wartawan di STAIN Kudus Selasa (7/5).
Nur Syam menuturkan keterlambatan BOS bagi madrasah ini disebabkan oleh adanya anggaran Kementerian Agama senilai 3.9 Triliun yang masih pada posisi pemblokiran DPR. Angka 3.9 T itu mempengaruhi anggaran secara keseluruhan di berbagai satuan kerja Kemenag, mulai pesantren hingga dana bantuan sarana prasarana.
“Dari pemblokiran itu, Kemenag meminta kembali anggaran 3,9 T yang diblokir itu. Akibatnya, porsi pencairannya mengalami keterlambatan pencairannya,” ucapnya.
Namun pada minggu ini, ujar dia, pihak Kemenag sudah selesai melakukan telaah. Pihaknya berharap dana 3,9 T akan cair sehingga bisa diperuntukkan BOPTIAIN, Pendidikan luar negeri, shortcourse, pesantren, anggaran sarpras pendidikan dan kurikulum.
“Kalau semuanya on the track, awal Juni semua anggaran bisa dicairkan,” tandasnya.
Ke depan, Nur Syam berharap anggaran yang mempengaruhi publik semacam bantuan sarpras maupun bantuan anak miskin karena berhubungan dengan hajat orang lain mendapat prioritas. Sebab, menurutnya, mempengaruhi kepada peningkatan kualitas pendidikan.
“Bagi madrasah, 80 persen dana BOS digunakan untuk pembiayaan gaji guru sehingga sangat susah bila diblokir. Mestinya dalam memblokir itu harus dilakukan pemetaan,” pintanya.
Meski BOS terlambat, pihaknya mengapresiasi para pengelola dan pendidik di madrasah. Kelebihan madrasah, kata dia, karena didalamnya terdapat dimensi ibadah dan keikhlasan.
“Ini yang berbeda dari lembaga lain sehingga tidak ada istilah keterlambatan gaji,” imbuh Nur Syam.
Kehadirannya ke Kudus Selasa (7/5) dalam rangka meluncurkan program S-2 Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan Magister Ekonomi Syariah (MES) STAIN Kudus sekaligus membuka halaqah keagamaan bertema Membangun Kader Muslim: Teguh dalam Ketaqwaan, Kaya dalam Ilmu Pengetahuan dan Santun dalam Gerakan Perjuangan.
Dalam acara itu, sebagai narasumber adalah Ketua PWNU Jawa Tengah H Muhammad Adnan dan ketua Umum Pengurus Besar Ikatan keluarga Alumni (PB IKA) PMII H Arif Mudasir Mandan.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor :Qomarul Adib