Daerah

Dari Rumah ke Rumah, Tim NU Peduli Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak Banjir di Padang Sidimpuan

Kamis, 25 Desember 2025 | 08:00 WIB

Dari Rumah ke Rumah, Tim NU Peduli Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak Banjir di Padang Sidimpuan

Tim NU Peduli mendatangi warga dari rumah ke rumah warga terdampak banjir di Padang Sidimpuan, Rabu (24/12/2025). (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)

Padang Sidimpuan, NU Online

NU Peduli menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi warga terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Desa Sabungan Julu, Kecamatan Sidempuan Hutaimbaru, Kota Padang Sidimpuan, Sumatra Utara. Penyaluran bantuan dilakukan secara langsung dari rumah ke rumah warga.


Bantuan berupa kebutuhan pokok tersebut disalurkan oleh relawan gabungan dari NU Care-LAZISNU PBNU, LAZISNU Kota Padang Sidimpuan, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Padang Sidimpuan, serta relawan lokal. Sebelumnya, tim relawan juga memberikan layanan kesehatan bagi warga terdampak di Desa Tanihad, Kabupaten Tapanuli Selatan.


Kepala Dusun Sipabangun, Ansor Siregar, mengatakan banjir bandang terjadi akibat meluapnya sungai setelah aliran air tersumbat kayu-kayu besar yang hanyut dari kawasan perbukitan dan pegunungan di sekitar desa. Peristiwa tersebut mengakibatkan sejumlah rumah warga mengalami kerusakan.


“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Namun, dua rumah hanyut terbawa arus dan sekitar 22 rumah mengalami kerusakan berat,” ujar Ansor saat menerima kedatangan tim NU Peduli, Rabu (24/12/2025) petang.


Selain merusak permukiman, banjir bandang juga berdampak serius pada sektor pertanian. Sedikitnya lima hektare lahan pertanian warga tertimbun pasir dan lumpur sehingga tidak lagi dapat dimanfaatkan.


“Lahan pertanian yang rusak hampir lima hektare, milik sekitar 10 hingga 12 warga. Semuanya tertutup pasir dan sudah tidak bisa dipergunakan lagi,” jelasnya.


Sebuah masjid di desa tersebut juga terdampak banjir, meski hanya mengalami kerusakan ringan. Hingga kini, warga masih melakukan perbaikan secara mandiri dengan keterbatasan yang ada.


Ansor menuturkan kondisi ekonomi warga terdampak cukup berat, terutama bagi mereka yang kehilangan rumah dan lahan pertanian. Meski demikian, warga mulai berangsur pulih mengingat peristiwa tersebut telah terjadi hampir satu bulan lalu.


“Kondisi sekarang mulai membaik, tetapi warga masih sangat berharap bantuan, khususnya untuk perbaikan rumah yang rusak,” katanya.


Salah seorang warga terdampak, Yenawati Siregar, menuturkan banjir bandang kali ini merupakan yang terparah sepanjang ia tinggal di Desa Sabungan Julu.


“Dulu pernah banjir, tapi tidak sebesar ini. Kali ini hancur semua, bagian belakang rumah saya hanyut,” ungkapnya.


Ia menjelaskan banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama tiga hari berturut-turut. Air bah datang dari arah pegunungan dan meluap akibat aliran sungai yang tersumbat kayu-kayu tebangan.


“Kayu-kayu dari atas gunung tersumbat di sungai. Airnya naik, meluap, lalu langsung besar,” katanya.


Hal senada disampaikan warga lainnya, Atilina Gea, yang mengaku dapur rumahnya rusak parah dan lahan pertanian di belakang rumah tidak lagi dapat digunakan.


“Dapur kami rusak dan tidak bisa dipakai. Kebun dan sawah padi di belakang rumah semuanya tertimbun pasir,” ujarnya.


Akses jalan di wilayah tersebut juga sempat terputus akibat banjir. Hingga kini, warga mengaku belum mendapatkan informasi terkait rencana perbaikan infrastruktur dari pihak terkait.


Warga berharap pemerintah dan berbagai pihak dapat segera memberikan bantuan lanjutan, baik untuk perbaikan rumah, pemulihan lahan pertanian, maupun infrastruktur pendukung, agar kehidupan mereka dapat kembali pulih.


“Kami tetap semangat. Mudah-mudahan ada perhatian dan bantuan secepatnya,” pungkas Yenawati.