Blitar, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Blitar, Jawa Timur melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU, terus melakukan droping air bersih ke beberapa desa yang masih kekurangan. Khususnya daerah Blitar Selatan. Sebab, meski belakangan ini sudah turun hujan, sumber mata air belum naik debitnya. Sehingga warga dan masyarakat masih membutuhkan banyak air.
Imam Karya Bhakti selaku Ketua PC LPBINU Kabupaten Blitar melaporkan kegiatan distribusi air bersih terus dilakukan mengingat meski belakangan ini sudah beberapa kali turun hujan. Namun debet air belum naik dan beberapa sumber mata air masih kering kerontang.
"Meski hujan turun, tapi mata air belum ada yang naik. Sehingga warga masih perlu droping air bersih," ujar Imam Karya Bhakti, Senin (2/12).
Untuk bantuan air, ungkap Imam, banyak komunitas yang membantu. Selain dari lingkungan NU dan banomnya, dari komunitas lain juga ada. Misalnya perkumpulan para suster Kabupaten dan Kota Blitar, dinas instansi, pesantren dan dari sejumlah sekolah.
"Khusus hari ini, kami bekerja sama dengan Muslimat NU Kecamatan Talun dan perkumpulan suster Kota dan Kabupaten Blitar dengan jumlah bantuan 15.000 liter air bersih," ungkap Imam.
Air sejumlah itu didrop ke Dusun Sidorejo Desa Plandirejo RT 02 RW 03. 5.000 liter /1 rit. Juga Dusun Sumber Glagah Timur RT/RW 10/04 Desa Ngeni Kec Wonotirto 5.000 liter. Berikutnya Sumber Glagah Barat 2.500 Liter, kemudian ke RT 01 RW 1 Dusun Krajan Ngeni 2.500 Liter. Jadi, total 15000.
"Untuk distribusi, kami dibantu Muslimat NU Kecamatan Talun, relawan LPBINU Plandirejo dan Muslimat NU Kecamatan Wonotirto serta beberapa anggota Banser," ungkap Imam.
Disinggung tantangan dan kondisi terkini, ia mengatakan di lokasi darurat kekeringan sumber mata air debitnya belum meningkat. Sehingga kegiatan distribusi lanjutan LPBINU bersama mitra LPBINU sampai dengan mata air normal mengalir.
"Semoga bermanfaat bantuan yang sudah didistribusikan pada hari ini untuk mendukung kelangsungan kehidupan masyarakat di lokasi darurat kekeringan," harapnya.
Kontributor: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Ibnu Nawawi