Digeser ke MWCNU, Posko NU Kota Pekalongan Peduli Tetap Edukasi Warga
Senin, 20 April 2020 | 01:15 WIB
Setelah berjalan 20 hari, Posko NU Kota Pekalongan Peduli Covid-19 dan Pagebluk melakukan penyemprotan ke 432 fasilitas umum, masjid, dan mushala serta edukasi dan sosialisasi ke masyarakat masalah virus Corona, kini Posko NU Peduli digeser ke Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU).
"Posko NU Peduli tetap ada. Sekarang tempatnya tidak lagi di Gedung Aswaja. Akan tetapi, digeser ke empat MWCNU yang ada di Kota Pekalongan," ujar Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan, H Muhtarom.
PCNU, lanjutnya, juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat yang ada di perantauan untuk sementara tidak melakukan mudik ke kampung halaman. Hal itu dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
"Karena bentuknya imbauan, jika ada yang terpaksa harus mudik karena tidak ada lagi pekerjaan di perantauan, maka kita tidak bisa melarang," tuturnya.
Dikatakan, peran serta NU dalam mengantisipasi merebaknya Covid-19 merupakan panggilan tugas kemanusiaan yang saat ini masyarakat sangat memerlukan pertolongan sesuai kebutuhan.
"Jika kemarin-kemarin para relawan gencar melakukan sosialisasi dan penyemprotan, kali ini tugas posko melakukan pemantauan kepada masyarakat yang melakukan mudik ke Kota Pekalongan. Termasuk membantu pemudik melakukan cek dini suhu badan," jelasnya.
Koordinator Posko NU Peduli Agus Rofiqi kepada NU Online menjelaskan, posko yang berada di empat wilayah kecamatan bukan mulai jam 15.00 sampai jam 22.00 WIB dengan tugas utama memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk permintaan penyemprotan yang hingga kini masih terus berlangsung.
Disampaikan, kehadiran Posko NU Peduli di masing-masing MWCNU masih diperlukan masyarakat. Hal ini terbukti dari banyaknya warga yang berkunjung untuk mencari informasi terutama terkait familinya yang ingin mudik dari perantauan.
"Petugas piket bisa menyampaikan terkait informasi seputar Covid-19 termasuk tempat karantina yang disediakan Pemkot Pekalongan," ungkapnya.
Ahmad (50) warga Kuripan Kidul saat datang ke Posko NU Peduli di Masjid Darul Hikmah mengaku senang mendapatkan informasi terkait rencana adiknya akan pulang dari Jakarta dalam waktu dekat, karena kesulitan ekonomi setelah dirumahkan dari tempat kerjanya.
Diungkapkan, sebetulnya keberatan adiknya pulang kampung. Namun bagaimana lagi di perantauan sudah tidak ada pekerjaan. "Yang penting selama di kampung halaman mengikuti protokol kesehatan," tutupnya.
Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Musthofa Asrori