Daerah

Ganti Nama, Warga Korban Lapindo Ini Gagal ke Tanah Suci

Selasa, 1 September 2015 | 02:00 WIB

Sidoarjo, NU Online
Hati-hati bagi Anda yang ingin mengganti nama. Jika tidak, masalah administratif bisa menjadi hambatan serius aktivitas di masa mendatang. Seperti yang dialami warga korban lumpur Lapindo, Mariati binti Kemiso (65) asal Dusun Balongnonggo RT 18 RW 05, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
<>
Perempuan yang sekarang menempati rumah barunya di Desa Kalisampurno RT 06 RW 02, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, ini gagal berangkat haji ke Tanah Suci lantaran nama pasportnya tidak sesuai dengan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu susunan keluarga (KSK).

Pada tahun 2009,  ketika mendaftarakan haji, dia membawa buku nikahnya dengan atas nama Muslikah dan pasportnya pun tertulis nama Muslikah. Sementara pada KTP dan KSK tertulis nama Mariati.

"Sebenarnya nama istri saya ini Muslikah. Setelah mempunyai anak pertama kondisi istri saya sakit-sakitan. Kemudian saya ubah menjadi Mariati. Tidak tahunya dengan beda nama ini berdampak saat akan menunaikan ibadah haji,"  terang Sabar (75) suami Mariati, Senin (31/08/2015).

Sabar menambahkan, rencananya tahun ini istrinya akan berangkat ke Tanah Suci bersama anak pertamanya, Cholifah dan suaminya Manan Buari. Semua perlengkapan seperti tas besar untuk membawa perbekalan, tas kecil serta seragam calon jamhah haji sudah dipersiapkan lengkap.

Namun apa boleh dikata, pada hari Kamis 27 Agustus 2015 menjelang pemberaangkatan ada pemberitahuan dari Kantor Kemenag Sidoarjo bahwa Mariati tidak bisa berangkat haji tahun ini yang rencananya mengikuti rombongan Kloter 18 dari Kabupaten Sidoarjo embarkasi Surabaya.

"Sayangnya pemberitahuan dari Kantor Kemenag Sidoarjo mendadak sekali, kurang 1 hari baru diberitahu. Padahal keluarga sudah melakukan tasyakuran haji dengan mengundang ratusan warga sekitar. Pada akhirnya istri saya gagal berangkat. Kasihan dia (Mariati-Red) sekarang sering menyendiri dan tidak banyak bicara. Bahkan kalau ditanya, disuruh bersabar malah menangis," tambah Sabar.

Sabar berharap semoga istrinya bisa menunaikan ibadah haji tahun depan. "Semoga Kantor Kemenag Kabupaten Sidoarjo membantu istri saya, sehingga tahun depan dia bisa berangkat dan jangan sampai gagal lagi," harap Sabar. (Moh Kholidun/Mahbib)


Terkait