Jember, NU Online
Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) tidak perlu berkecil hati dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam di masa-masa mendatang. Sebab mereka juga punya potensi yang tak kalah dibandingkan dengan guru-guru sederajat.
“Justru mereka harus bangga karena punya kelebihan di bidang agama yang notabene merupakan sumber primer pembentukan pendidikan karakter,” tukas Ketua Dewan Pengurus Cabang Pergunu Jember, H Hobri Ali Wafa saat menjadi pengarahan dalam Halal bi Halal Guru-guru Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah di gedung MI Miftahul Ulum 4, Desa Mundurejo, Kecamatan Umbulsari, Jember Jawa Timur, Kamis (23/7).
Menurutnya, pendidikan karakter saat ini tengah menjadi perbincangan pemerhati pendidikan menyusul terjadinya degradasi moral di kalangan remaja yang ditandai dengan tawuran dan tindak kejahatan lainnya. Salah satu biangnya karena tidak kurang efektifnya pendidikan karakter di sekolah. Dikatakannya, pendidikan karakter yang ada saat ini sesungguhnya mengadopsi pendidikan di pondok pesantren dan sekolah-sekolah berbasis keislaman.
“Namun anehnya sekarang sekolah-sekolah Islam diminta untuk mengimplementasikan pendidikan karakter sebagaimana konsep Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Itu sudah lama kita terapkan,” tambahnya.
Koordiantor Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Jember itu berharap agar guru-guru MI kedepan dapat menguasai teknologi informasi untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Sebab tanpa penguasaan teknologi informasi yang mumpuni, maka mereka akan terlindas oleh zaman.
“Saya kira guru-guru MI juga harus bisa, dan saya yakin bisa,” jelasnya.
Hal lain yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kemampuan pembelajaran kurikulum 2013 revisi, atau biasa disebut kurtilas revisi. Untuk menerapkan kurtilas revisi, serong guru perlu memiliki kemampuan tentang metode serta evaluasi autentik.
“Guru perlu dilatih terus-menerus secara berkesinambungan,” jelasnya.
Hobri menegaskan, ujung dari semua itu adalah lahirnya murid-muri berprestasi, termasuk prestasi di bidang umum. Sebab salah satu barometer sekolah bagus dengan guru-gurunya yang qualified adalah muncul pretasi murid-muridnya.
“Dan bukan hal yang mustahil kelak MI juga akan menjadi alternatif sekolah favorit masyarakat,” pungkansya. (Aryudi AR)