Hadapi Ujian Pandemi, Mustasyar PCNU Garut Ijazahkan Shalawat KH Wahab Chasbullah
Senin, 28 Juni 2021 | 06:45 WIB
Garut, NU Online
Mustasyar PCNU Kabupaten Garut, KH Aceng Aam Umar ‘Alam memberikan ijazah shalawat Maulayashal dari KH Jamal dan KH Jamal dari KH Wahab Chasbullah. Hal tersebut ia sampaikan dalam kegiatan pengajian rutin Ahadan yang digelar di Pesantren Fauzan yang berlokasi di Kampung Fauzan, Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Garut, Ahad (27/6).
Dalam pengajian tersebut, Sesepuh Pesantren Fauzan ini menyampaikan pentingnya ikhtiar dan do’a dalam menghadapi pandemi Covid-19. Menurutnya, saat ini banyak orang yang sakit dan meninggal, peristiwa ini menimbulkan ketakutan namun lupa dengan tawakal kepada Allah.
“Sehingga ikhtiar kita harus diikuti dengan do’a agar kita tetap yakin bahwa kondisi seperti ini (meningkatnya angka kematian dan merosotnya ekonomi, red) hanya ditentukan oleh Allah SWT, bukan oleh Covid-19,” katanya.
Ajengan Aceng Aam menceritakan bahwa saat ini tidak sedikit masyarakat yang merasakan kesulitan di masa pandemi. Ia mencontohkan beberapa saudaranya yang berdomisili di Jakarta kesulitan mendapatkan bahan pangan akibat ditutupnya beberapa akses jalan.
Sebaliknya, kata dia, banyak petani di berbagai daerah yang rugi akibat sayuran yang dipanen kemudian dijual dengan harga di bawah ideal. Ia mencontohkan adiknya sendiri, Ajengan Aceng Abdul Mujib yang punya usaha pertanian sayuran kol, saat ini harganya hanya Rp800 per Kg. Biasanya, harga kol antara Rp2.000 sampai Rp8.000.
Ajengan Aceng Aam mengajak masyarakat agar tetap optimis bahwa semua kejadian ini atas kehendak Allah dan tentu akan ada hikmahnya. Ia pun berpesan agar jangan terlalu takut dengan Covid-19, namun demikian, jangan pula lengah dengan protokol kesehatan.
“Karena kematian atau rusaknya tatanan ekonomi bukan hanya disebabkan oleh Covid-19, namun pada hakikatnya adalah atas takdir Allah SWT, agar kita mau bertafakur,” imbuhnya.
Mengingat hal tersebut, ia menghimbau agar para jamaah dapat mengamalkan shalawat Maulayashal. Sholawat tersebut sudah tidak asing lagi bagi warga muslim Indonesia, khususnya warga nahdliyin sebab sering dibaca saat menutup berbagai kegiatan pengajian.
Ajengan Aceng Aam memberikan penjelasan dalam mengamalkan shalawat ini, yakni dengan cara membaca:
مولاى صلى و سلم دائما أبدا
على حبيبك خير الخلق كلهم
Maula ya shalli wa sallim daiman abada
'Ala habibika khairil khalqi kullihimi
(dibaca 10x)
Selanjutnya pada bait:
هو الحبيب الذي ترجى شفاعته
لكل هول من الأهوال مقتحم
Huwal habibul ladhi turja syafa'atuhu
Likulli haulin minal ahwali muqtahami
(dibaca 100x)
“Saya Ijazahkan shalawat ini kepada anda semua untuk diamalkan, agar apa yang menjadi hajat kita semuanya terkabul, khususnya mudah-mudahan berkah dari shalawat tersebut kita dijauhkan dari wabah Covid-19,” imbuhnya.
Selain shalawat, Ajengan Aceng Aam juga menyarankan jamaah untuk selalu membaca qunut usai i`tidal terakhir pada sholat maktubah. Mengenai hal ini, sudah tercantum dalam Kitab Safinatun Naja karya Syekh Salim bin Samir Al-Hadrami.
Pengajian ahadan dihadiri oleh jama’ah dari masyarakat yang ada di sekitar Pesantren Fauzan, yaitu warga Kampung Fauzan, Babakan Muncang, Negla, Babakan, Maknupah, dan lain-lain.
Kontributor: Muhammad Salim
Editor: Aiz Luthfi