Tangerang, NU Online
Hoaks atau berita bohong masih menjadi masalah krusial yang perlu diperangi oleh kalangan pemuda. Hal itu agar keutuhan bangsa di Indonesia tetap terjaga.
"Sebab, sepanjang masifnya berita bohong di media sosial, banyak kalangan muda yang berselisih seolah tidak peduli dengan kondisi negara," ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang, M Zainal Abidin.
Pernyataan itu disampaikan saat dirinya menjadi narasumber pada kegiatan Dialog Publik yang diselenggarakan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang, Banten di Aula Kecamatan Gunung Kaler, Ahad (21/7).
Dikatakan, dewasa kini nasionalisme di kalangan pemuda sangat mengkhawatirkan. Bahkan, para pemuda tersebut tidak peduli bagaimana dampak dari hoaks yang tersebar.
"Saya mengamati bagaimana generasi muda hampir setiap hari ikut serta membagian berita-berita yang belum jelas kebenarannya. Kejadian itu semakin memperkeruh suasana kebangsaan dan ke-Indonesiaan. Indikator atau indikasi yang menyebabkan nasionalisme di kehidupan mengikis salah satunya adalah hoaks," katanya.
Prilaku hoaks, kata Zainal Abidin, sudah ada sejak zaman Nabi Adam, tepatnya saat Nabi Adam dan Siti Hawa berada di Surga. Kala itu, iblis menggoda dan mengelabui Adam-Hawa dengan informasi bohong. Bahwa ketika Adam-Hawa memakan buah khuldi yang dilarang oleh Allah SWT akan hidup abadi di Surga.
Berkembangnya teknologi terutama jejaring media sosial dijadikan kesempatan oleh sejumlah kelompok untuk menyerang lawan politiknya. Bahkan lembaga independen seperti KPU turut menjadi sasaran kelompok tak bertanggung jawab itu.
"KPU diserang hoaks, tahu kan hoaks yang menyerang KPU, pertama ada 7 kontainer surat suara tercoblos di foto pasangan tertentu, padahal itu tidak benar. KPU belum mencetak surat suara," ujarnya.
Ketua Ansor Kabupaten Tangerang, H Muhidin Abdul Kodir mengatakan, hoaks telah mengancam nilai-nilai kebangsaan. Makanya wajar jika kalangan pemuda banyak sekali menggelar diskusi terkait hoaks.
"Kondisi kalangan pemuda terserang hoaks terus meningkat dan mengkhawatirkan, apalagi di Banten secara khusus," paparnya.
Selain itu lanjutnya, korban hoaks bukan saja kalangan masyarakat biasa yang tidak berpendidikan, banyak kalangan sarjana terkena hoaks. Padahal, persoalan nasionalisme kata dia sudah final yang telah disusun bersama oleh para pendiri bangsa seperti Soekarno dan KH Hasyim Asy'ari.
"Berhubung ada pihak yang gencar, bahkan ada yang mengharamkan nasionalisme, nasionalisme tidak ada dalilnya, itu yng hoaks," ucapnya.
Terkait nasionalisme, Nabi Ibrahim telah mencontohkan untuk umatnya, ia berdoa untuk keselamatan Makkah. "Nasionalisme intinya adalah prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara," tutup Muhidin. (Abdul Rahman Ahdori/Muiz)