I-Mart, Geliat Ekonomi Pesantren Al-Imdad Bantul di Tengah Pandemi
Ahad, 25 April 2021 | 14:00 WIB
Tenaga Ahli Menteri Agama, Gus Hadi M. Musa Said, dalam kunjungannya ke I-Mart pada Sabtu, (24/4) malam lalu. (Foto: NU Online/Yusuf)
Bantul, NU Online
Pandemi Covid-19, yang kini sedang memasuki tahun kedua ini, tak pelak telah menghantam berbagai sisi kehidupan kita. Tak terkecualikan, ekonomi. Pemerintah pusat telah menggelontorkan dana dalam jumlah raksasa dengan tujuan pemulihan ekonomi. Bahkan, di tahun 2021 ini, Pemerintah menganggarkan dana yang mencapai angka Rp699,43 Triliun dalam program Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN).
Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang tidak hanya memiliki peran dakwah, tapi juga peran pemberdayaan masyarakat, Pondok Pesantren Al-Imdad Bantul, Yogyakarta menyadari betul bahwa upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi seperti saat ini perlu didukung. Dari sinilah kemudian lahirnya I-Mart, yaitu sebuah unit usaha pesantren yang bergerak di bidang ekonomi berwujud toko serba ada.
Sejak diluncurkan secara resmi pada 26 Oktober lalu, I-Mart yang berlokasi di tengah kota Bantul itu, telah berpartisipasi dalam perputaran roda ekonomi dengan melayani kebutuhan masyarakat, terutama yang berada di kawasan Jalan Sudirman dan seputar Paseban atau Alun-alun Kota Bantul. Sebagai sebuah aktivitas ekonomi, I-Mart sejak awal memang sudah diproyeksikan menjadi penopang kemandirian pesantren.
“I-Mart ini berawal dari Program Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pesantren yang digagas oleh Bank Indonesia,” ujarpenanggungjawab I-Mart, Nurul Huda, saat dikonfirmasi perihal awal berdirinya mini market tersebut, Sabtu (24/4).
Awalnya, lanjut Nurul Huda, pihak Bank Indonesia meminta Pondok Pesantren Al-Imdad untuk menentukan unit usaha yang ingin mendapatkan pendampingan. Setelah melewati beberapa tahapan, Bank Indonesia pun menyetujui proposal I-Mart dari Al-Imdad sebagai penerima program.
Kini, harapan agar I-Mart mampu menopang kemandirian pesantren mendapatkan hembusan angin segar berkat program peningkatan kemandirian pesantren yang digagas oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. Pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini yakin program tersebut akan berhasil karena setidaknya pesantren memiliki tiga potensi kemandirian ekonomi. Hal ini dipaparkannya saat menyampaikan sambutan dalam Milad Pesantren Motivasi Indonesia ke-9 yang digelar secara daring, Ahad (28/2) yang lalu.
Sejak saat itu, gaung kemandirian pesantren terus menggema dan digelorakan oleh Kemenag. Keseriusan Menteri Agama terhadap program ini dibuktikan dengan digelarnya tahap uji publik draf Peta Jalan Kemandirian Pesantren yang digelar Kemenag di Bogor selama dua hari, pada tanggal 15 - 16 April 2021 lalu. Bahkan, tahapan survey faktual rencana pondok pesantren yang akan dijadikan pilot project pesantren mandiri, sedang dilangsungkan. Ada 16 pesantren dari seluruh nusantara yang sedang disurvei, di antaranya adalah Pondok Pesantren Al-Imdad.
“Kemenag memiliki terobosan tentang kemandirian pesantren, dan Al-Imdad sudah membuktikan bahwa I-Mart ini bisa jalan dan tinggal dikembangkan lagi ke depannya agar bisa lebih maksimal,” ujar Tenaga Ahli Menteri Agama, Gus Hadi M. Musa Said, dalam kunjungannya ke I-Mart pada Sabtu, (24/4) malam lalu.
Kontributor: Muhammad Yusuf Anas
Editor: Aryudi A Razaq