IAIN Kudus Imbau Ganti Metode Studi Pustaka, Begini Tanggapan Mahasiswa
Senin, 6 April 2020 | 11:00 WIB
Sejak beredarnya surat keputusan rektor IAIN Kudus nomor 759 tahun 2020 tentang pedoman penunjukan, pembimbingan, persetujuan ujian skripsi atau tesis dalam kondisi darurat Covid-19 di lingkungan kampus, banyak menuai tanggapan para mahasiswa tingkat akhir.
Hida, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah, mengatakan skripsi yang sedang ia kerjakan masih dalam tahap penyelesaian proposal dengan metode penelitian lapangan. Secara langsung, ia merasakan dampak keputusan perubahan metode yang diimbau pihak kampus.
“Mau tidak mau, saya harus mengganti metode penelitian menjadi kepustakaan. Tapi saya lebih memilih menunggu kondisi hingga membaik dan bisa melanjutkan penelitian lapangan. Karena keadaan perpustakaan juga tutup. Jadi, susah juga untuk mengulang dari awal. Di samping itu, saya kurang memahami metode kepustakaan,” jelasnya.
Ia mengaku dilema dengan keinginan untuk segera menyelesaikan skripsi. Namun, keadaan tidak mendukung. Harapannya saat ini hanya menginginkan keadaan segera membaik dan dapat lekas menuntaskan tugas akhir dengan metode lapangan.
Senada dengan Hida, Mahasiswa Tarbiyah lainnya bernama Abdurrahman juga mengaku lebih memilih menangguhkan skripsinya untuk sementara hingga Covid-19 tidak lagi menghantui.
“Akibat Covid-19, saya memilih untuk menghentikan skripsi terlebih dahulu. Daripada ruwet karena penelitian saya riset lapangan dan tinggal penelitian di lokasi, lebih baik saya tidak mengerjakan dulu. Tidak masalah jika wisuda saya nantinya akan terundur,” ujarnya.
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab ini menyayangkan keputusan yang ada. Meski demikian, ia juga menyadari keadaan negara yang sedang mengalami musibah besar sehingga mau tak mau menerima keputusan kampus.
Tetap Lanjutkan Skripsi
Berbeda dengan mereka berdua yang memilih untuk menunda skripsinya. Ada sejumlah mahasiswa yang masih bersemangat menyelesaikan tugas akhirnya meski didera pandemi Covid-19.
Farid, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah, misalnya, mengungkapkan tidak begitu merasakan keputusan dari pihak kampus mengenai penggantian metode penelitian. Pasalnya penelitian yang ia pilih dari awal adalah kepustakaan.
“Alhamdulillah tidak begitu banyak dampak yang saya rasakan. Karena tidak merubah metode yang sudah saya pilih. Jadi, saya menerima saja keputusan kampus yang tentunya sudah dipikirkan secara matang untuk kebaikan bersama,” jelasnya.
Meski demikian, mahasiswa yang sedang menyelesaikan proposal ini juga merasakan dampak Covid-19 dengan ditutupnya perpustakaan. Ia mengaku kesulitan mencari referensi untuk menyelesaikan tugas akhirnya meski telah mengakses buku online, sehingga sangat berpengaruh baginya.
Sementara itu, di Fakultas Ushuluddin, salah seorang mahasiswa bernama Ferry mengungkapkan hal yang sama. Proposal yang baru saja ia selesaikan dan kini lanjut pada bab selanjutnya tidak banyak mengalami kendala. Sejak awal ia memilih metode kepustakaan, sehingga ia tidak memiliki kendala berarti.
“Sepertinya tidak ada kendala. Jadi saya setuju saja karena keadaannya memang seperti ini. Mahasiswa juga banyak yang ingin segera lulus, sehingga kampus juga harus mengeluarkan kebijakan untuk mengayomi mahasiswa,” tandasnya.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori