Ijazah Amalan Mbah Ma’ruf Irsyad Kudus untuk Santri Perempuan
Ahad, 12 April 2020 | 00:00 WIB
KH Muhammad Ma’ruf Irsyad merupakan ulama kharismatik yang dimiliki Kota Kudus, Jawa Tengah. Kisah, ijazah amaliyah, dan kenangan menarik semasa hidup beliau masih terpatri kuat dalam ingatan para santri. Salah satunya, amalan atau wiridan yang diijazahkan Mbah Ma'ruf dalam berbagai kesempatan kepada para santriwati.
Hal tersebut dikisahkan Hj Siti Nafisatun Yahya, dalam webinar (seminar berbasis website) bertema Menggali Mata Air Keteladanan KH Muhammad Ma’ruf Irsyad. Webinar melalui aplikasi Zoom ini digelar dalam rangka memperingati Haul ke-10 Pendiri Pesantren Raudlatul Muta'allimin, Jagalan, Kudus ini.
“Mbah Ma’ruf tidak hanya berdakwah di majelis ta’lim. Namun, juga menjadi pendidik sekaligus pembimbing di sejumlah madrasah. Salah satunya Madrasah Banat NU, madrasah khusus perempuan yang tetap diminati ribuan santriwati hingga sekarang,” katanya dalam webinar, Kamis (9/4) malam.
Baca juga: KH Ma’ruf Irsyad Kudus di Mata Para Santrinya
Menurut Bu Nafis, sapaan akrabnya, banyak pesan yang disampaikan Mbah Ma’ruf kepada para murid di Madrasah NU Banat Kudus yang notabene khusus putri. Ada beberapa pesan penting bagi seorang perempuan yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran kala itu.
“Beliau berpesan kepada kami untuk mengamalkan setiap hari bacaan Rabbana Hab Lana Min Azwajina Wa Dzurriyatina Qurrota A’yun, Waj’alna Lilmuttaqina Imamaa. Jika ini dibaca maka akan mendapatkan keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Beliau berkata seperti itu, sehingga saya setiap hari mengamalkannya,” tutur guru Madrasah Banat NU ini.
Ia menambahkan, Mbah Ma’ruf sampai membahasakannya jika mendapat suami yang buruk rupa, maka otomatis akan terlihat kebagusannya. Hal itu bisa saja terjadi dengan istiqamah membacanya. Prinsip memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik berusaha dipegangnya sebagai murid Mbah Ma’ruf.
Pesan lain Mbah Ma’ruf yang harus dilakukan secara istiqamah melalui wiridan, lanjut Bu Nafis, yakni jika ada perempuan sedang hamil tua dan hendak melahirkan, dianjurkan membaca Hanna waladat Maryam, Maryam waladat ‘Isa, ukhruj ayyuhal mauluud, bi idznil malikul ma’bud. Jika diamalkan, niscaya Allah SWT memberi kelancaran.
Baca juga: Lakpesdam NU Kudus Persembahkan Webinar untuk Haul KH Ma’ruf Irsyad
“Ada lagi yang romo kiai ijazahkan kepada kami, agar diberi kemudahan ketika melahirkan adalah dengan membaca Hanna waladat Maryam dan seterusnya. Ini saya aplikasikan sendiri. Alhamdulillah, Allah memberi kemudahan,” ungkapnya.
Ada juga pesan Mbah Ma’ruf yang begitu ia kenang. Yakni, bagi kader NU jangan sampai menghina orang lain. Sebab, nantinya bisa jadi mengenai dirinya sendiri. “Beliau menyampaikan, ojo poyok-poyok, bakal nemplok. Jadi beliau selalu menyampaikan untuk menjaga adab kepada orang lain,” terangnya.
Masih dalam acara yang sama, Eni Misdayani, murid Mbah Ma’ruf lainnya, turut berkisah tentang kesempatannya belajar dengan romo kiai semasa di Madrasah Muallimat Kudus. Ia menjelaskan pesan khusus Mbah Ma’ruf bagi seorang perempuan agar menjadi mar’atus shalihah.
“Menjadi wanita salehah seperti yang Mbah Ma’ruf sampaikan kepada kami memiliki enam ciri di antaranya muslimah, mukminah, taat kepada suami jika sudah memiliki suami. Tapi, jika belum maka harus taat kepada orang tua. Sabar untuk menahan keluh kesah jika sudah menjadi ibu, khusyuk, yang pandai menginfakkan harga di jalan Allah,” ungkap guru Madrasah Muallimat Kudus ini.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori