Tangkap layar Gus H Ahmad Kafabihi dari Pesantren Lirboyo Kediri saat halal bihalal Forum Silaturrahim Ikatan Alumni Banat NU (Forsikabanu), Ahad (15/5/2022).
Kudus, NU Online
Manusia tentunya tak luput dari melakukan perbuatan dosa walau itu kecil. Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban dari manusia adalah untuk menghilangkan dosa alias tazkiyatun nafs, mensucikan diri dan jiwa dari dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Gus H Ahmad Kafabihi saat menjadi penceramah pada acara Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh alumni Madrasah Banat Kudus, Forum Forum Silaturrahim Ikatan Alumni Banat NU (Forsikabanu).
"Sekarang ini model menghilang dosa, model pensucian jiwa itu ada bermacam caranya," ungkapnya Ahad (15/5/2022).
Menurutnya, di antara cara Allah menghilangkan dosa hamba-hamba-Nya adalah dengan cara memberikan musibah pada hamba-Nya, seperti sakit, punya hutang, dan lain sebagainya.
"Ada lagi dengan cara memperbanyak berdoa, bersedekah. Ada lagi cara menghilangkan dosa dengan sering-sering mengikuti pengajian. Ya seperti tadi, Anda keluar dari rumah, setiap langkah akan dihapuskan dosanya," tuturnya.
"Kalau naik kendaraan bagaimana? Ya setiap gas yang ditarik itu berarti menghilangkan dosa Anda," lanjutnya.
Sosok yang merupakan putra dari Pengasuh Pesantren Lirboyo Kediri, KH Abdullah Kafabihi Mahrus, ini kemudian memberikan pertanyaan kepada para hadirin.
"Sekarang pertanyaannya, kira-kira Anda lebih memilih mana menghilangkan dosa dengan cara diberikan musibah, sakit, cobaan dengan atau dengan cara sering-sering mengikuti acara seperti ini? Kumpulan alumni, pengajian," tanya pemilik akun Instagram @ahmadkafa ini.
"Kalau saya sih lebih memilih yang tidak begitu menyusahkan, yakni dengan cara sering-sering mengikuti pengajian. Di antaranya adalah acara halal bihalal, acara temu alumni itu harus dihadiri. Karena itu adalah salah satu cara Allah menghapus dosa hamba-Nya," tambahnya.
Dirinya melanjutkan dengan membeberkan manfaat dari mengikuti kegiatan sejenis pengajian dan halal bihalal ini. Menurutnya, kegiatan semacam itu termasuk ke dalam menyemarakkan syiar-syiar Allah.
"Jadi ketika mengikuti acara-acara seperti ini, halal bihalal, temu alumni, pengajian itu berarti kita turut menyemarakkan syiar-syiar Allah. Seperti acara shalawatan, biasanya sebelum acara itu ada pembacaan Al-Qur’an, tahlilan. Itu semuanya adalah upaya untuk mengagungkan syiar-syiar Allah," bebernya.
Dikatakannya, orang-orang yang mau untuk mengagungkan syiar-syiar Allah akan diberikan balasan berupa ketaqwaan dalam hatinya.
"Balasan Allah ketika orang-orang tersebut sudah berhasil mengagungkan syiar-syiar Allah yakni Allah akan memberikan ketaqwaan di dalam hatinya, akan dijadikan orang-orang yang bertaqwa. Aamiin yaa Rabbal 'Aalamiin,” jelas suami Ning Sheila Hasina ini.
Ia juga menjelaskan faedah lain dari mengikuti kegiatan pengajian. Olehnya, orang yang ikut kegiatan akan bertambah rasa cintanya kepada orang-orang shalih terdahulu sebab di dalam pengajian akan diceritakan sejarah-sejarah para ulama, sejarah para Nabi.
"Dengan kita diceritakan tokoh-tokoh terdahulu, itu akan menambah rasa cinta kita kepada mereka. Semakin cinta orang tersebut, akan semakin tambah juga ketaqwaan dan kualitas iman orang tersebut," tukasnya.
Gus Ahmad mengatakan bahwa manfaat lain mengikuti pengajian adalah adanya unsur barokah.
"Ada unsur keberkahan ketika seseorang itu mengikuti pengajian, sebab ada keberkahan di dalamnya. Kira-kira apa sih barokah itu? Yang perlu diketahui, barokah itu tidak melulu soal harta dan kekayaan," ungkapnya.
“Barokah itu ada banyak macamnya. Jika barokah itu ada pada harta, maka ia akan diberikan melimpahnya rezeki. Tapi tidak melulu orang diberikan barokah pada harta," imbuhnya.
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Kendi Setiawan