Ilmu Bersanad dan Paripurna di Pesantren Mampu Tangkal Radikalisme
Rabu, 27 Januari 2021 | 08:30 WIB
Lampung Timur, NU Online
Pondok pesantren memiliki peran yang sangat penting dalam mengikis ancaman bahaya radikalisme. Nilai-nilai agung dan beberapa kelebihan pondok pesantren dapat dimanfaatkan untuk menangkal bahkan mengikis habis bibit dan bahaya radikalisme ini.
Diantara nilai dan keunggulan pondok pesantren ini menurut Kapolres Lampung Timur AKBP Wawan setiawan adalah keilmuan dan pembelajaran paripurna yang meliputi seluruh kajian ilmu, baik dari kebahasaan sampai tujuan ayat yang disampaikan.
“Semua ini tuntas dipelajari di pesantren dan mampu menjawab modus-modus para radikalis yang mengutip ayat secara sepotong-sepotong,” jelasnya, Selasa (26/1) dalam Dialog Kebangsaan yang dilaksanakan oleh Forum Silaturahim Pondok Pesantren Kabupaten Lampung Timur di Pesantren Miftahul Ulum Desa Rukti Sediyo kecamatan Raman utara.
Kelebihan kedua lanjutnya adalah sanad (silsilah) keilmuan yang mutawatir atau tidak terputus sampai pada Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, unsur ini sangat penting karena runtutnya sanad atau dasar keilmuan yang tidak terputus, akan mampu memastikan bahwa amal dan pikiran serta gerakan para santri selalu berdasarkan aturan agama yang tepat.
“Bukan melahirkan tafsir-tafsir sendiri. Hal ini penting untuk menangkal kelompok radikal yang mengatasnamakan perbuatan nabi atau sahabat nabi sebagai dasar tindakan radikalisme mereka,” jelasnya.
Kelebihan yang ketiga adalah ketaatan kepada para pemimpin. Nilai taat inilah yang kemudian menurutnya akan menjamin para santri tidak akan berkonfrontasi dengan pemerintah, namun justru dapat berkolaborasi dengan pemerintah atau pemimpin. Ketika nantinya terjadi ketidaksamaan persepsi, maka langkah dialogis akan lebih diutamakan dari pada mengeluarkan cacian dan umpatan.
“Pendeknya, pesantren adalah kawah candra dimuka bagi keberlangsungan nilai-nilai kebangsaan dan kearifan bangsa Indonesia ini,” jelasnya pada dialog yang merupakan rangkaian dari pelantikan Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP) kabupaten Lampung Timur ini.
Kapolres juga mengungkapkan bahwa ancaman dan bahaya radikalisme saat ini sudah masuk ke banyak elemen dan institusi. Radikalisme bukan hanya berkembang dalam kelompok dan struktur tertentu tapi juga berkembang pada level individu. Kondisi ini semakin menjadikan susah mendeteksi dan mengantisipasi radikalisme.
“Di sinilah diperlukan kerja sama dan sama-sama bekerja untuk menyelamatkan bangsa ini agar bangsa yang besar ini tidak hancur seperti bangsa-bangsa di Timur Tengah dan belahan dunia lain,” ajaknya pada acara yang dimoderatori oleh Ketua PC GP Ansor Lamtim H M. Muslih yang juga Dosen Institut Agama Islam Ma'arif NU Metro.
Bukan hanya terkait pemberantasan radikalisme, Kapolres juga berharap para pengasuh pesantren bekerjasama dalam ikut menangkal penyebaran Covid-19 yang saat ini menjadi permasalahan global. Apalagi saat ini Lampung Timur sendiri berada pada status zona merah. Kapolres berharap tidak ada klaster santri atau pesantren di Lampung Timur.
“Mari terus lakukan upaya-upaya pencegahan baik lewat zikir secara pribadi yang terkolektif atau bahkan aksi-aksi nyata dengan mendukung upaya pemerintah dalam menangkal Covid-19 ini,” ajaknya.
Kegiatan tersebut dihadiri para pengasuh pesantren, Bupati Lamtim terpilih H M. Dawam Raharjo, Pengurus FSPP Provinsi Lampung, anggota DPRD Lamtim, dan pengurus PCNU, badan otonom, dan lembaga NU Kabupaten Lamtim.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR