Pustaka

Review Kitab Al-Muyassar, Belajar Tata Bahasa Arab Jadi Lebih Mudah

Ahad, 23 Februari 2025 | 13:00 WIB

Review Kitab Al-Muyassar, Belajar Tata Bahasa Arab Jadi Lebih Mudah

Cover buku. Sumber: Canva/NU Online.

Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Pemahaman terhadap kandungan isi Al-Qur’an tentu bisa diperoleh dengan pengetahuan akan bahasa Arab. Tak pelak, menjadi sebuah fondasi utama bagi para santri mempelajari tata bahasa Arab karena hal tersebut merupakan alat untuk memahami segala pengetahuan agama.


Sebagaimana ungkapan yang akrab di tengah publik, bahwa bahasa merupakan jendela dunia. Dengan kemampuan bahasa, orang dapat mengenal dunia. Melalui kemampuan bahasa Arab, umat Islam dapat mengetahui agamanya dengan baik.


Saya kerap mendengar orang berbicara bahwa kita sebagai orang Indonesia ngapain repot-repot belajar bahasa Indonesia. Toh sudah bisa bicara bahasa Indonesia. Ungkapan ini dialamatkan pada saya sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Dalam konteks berbicara bahasa Indonesia, ungkapan demikian barangkali bisa benar. Namun, dalam konteks yang lebih luas, tentu sulit. Pasalnya, tidak semua orang Indonesia yang bisa berbahasa Indonesia memahami kaidah, struktur, fungsi, kategori bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pun demikian orang Arab, tidak semuanya mengerti dan memahami kaidah bahasa Arab dengan baik. Mungkin secara pembicaraan dapat dipahami, tetapi kaidah yang baku bisa jadi omongan tersebut tidak dapat dibenarkan.


Oleh karena itu, pemahaman terhadap tata bahasa Arab menjadi sebuah hal yang teramat penting sebagai pintu masuk untuk memahami keluasan dan kedalaman samudera makna Al-Qur’an dan syariat Islam. Sebab, hanya melalui pemahaman bahasa Arab yang baik itulah, kita bisa menyelami Al-Qur’an dan mendalami pengetahuan agama.


Al-Muyassar fi al-Risalah al-Nahwiyah merupakan salah satu pintu masuk paling pertama untuk bisa mengarah ke sana. Sebab, kitab ini sengaja didesain untuk pelajar paling mula. Sebab, kitab ini dibuat dengan  pembahasa yang sangat singkat dan padat, tetapi tidak kehilangan substansinya.


Kitab ini tampak disarikan dari kitab dasar memahami ilmu nahwu (sintaksis bahasa Arab), yakni Matn al-Ajurumiyah yang ditulis oleh Syekh ash-Shonhaji. Meski kitab tersebut sudah sangat ringkas, tetapi penulis dapat membuatnya lebih sederhana lagi sehingga bisa lebih mudah dipahami, sesuai dengan namanya, al-Muyassar.

 

Kemudahan dalam memahami kitab ini bisa diperoleh dengan desainnya yang memang sengaja membuatnya sangat padat tanpa kebanyakan narasi. Penulis membuat narasi Al-Ajurumiyah itu dalam bentuk peta konsep. Dengan model demikian, santri dapat dengan mudah menghafal dan memahaminya. Asal tahu petanya, santri dapat memahami secara keseluruhannya. Sebagai contoh, penulis membubuhkan al-kalimat di bagian paling atas. Lalu, hal itu memiliki tiga cabang di bawahnya, yakni isim, fi’il, dan harf secara berurutan dari kanan ke kiri. Kemudian, isim memiliki tiga cabang lain yang berisi definisi, tanda, dan pembagian.


Definisi pun dibuat secara sangat sederhana. Bila kita merujuk pada kitab Ibnu Aqil, kalimat isim didefinisikan sebagai sebuah kalimat yang memiliki makna dengan sendirinya dan tidak berhubungan dengan waktu. Hal demikian bagi para santri pemula tingkat ibtidaiyah tentu akan sangat sulit dipahami karena abstrak. Kitab ini mendefinisikannya dengan sangat sederhana, yaitu kata benda/kata sifat. Hal demikian tentu bisa langsung berterima bagi santri pemula.


Tidak saja dalam bentuk peta konsep, penulis juga mengubah narasi kitab al-Ajurumiyah dalam bentuk tabel-tabel. Hal ini tentu saja dapat memanjakan para santri dan pembaca kitab ini sehingga memudahkan mereka untuk dapat memahami materi. Sebab, tabel itu berisi kaidah nahwiyah lengkap dengan contohnya. Sebagai contoh, tabel i’rob rofa’, di bagian kanan terdapat Alamat berupa dhammah, wawu, alif, dan tsubut nun. Sejajar dengan dhammah, terdapat empat kalimat yang bertanda itu, yakni isim mufrod, jamak taksir, jamak muannats salim, dan fiil mudhari. Di bagian paling kiri, terdapat contoh dari masing-masing kalimat.


Selain itu, dalam tabel lain, penulis juga menghadirkan artinya dalam bahasa Indonesia. Hal ini terdapat dalam tabel kana wa akhawatuha, inna wa akhawatuha, dan zhanna wa akhawatuha. Pada baris kanan kedua setelah nomor, terdapat kalimat-kalimat tersebut. Di sebelahnya, terdapat arti dilanjutkan contohnya. Hal serupa juga terdapat pada amil-amil nashab dan jazm, huruf athaf, taukid, serta huruf jar.


Oleh karena itu, kitab ini menjadi penting bagi para santri paling mula, khususnya tingkat ibtidaiyah. Kitab ini menjadi pengantar sebelum mereka lebih mendalami seluk-beluk tata bahasa Arab. Dengan membaca dan mempelajari kitab ini, mereka bakal lebih siap untuk menghadapi pembelajaran lebih lanjut. Pun kitab ini juga cukup menjadi modal dan fondasi bagi para santri untuk mulai praktik membaca kitab kosong atau tanpa syakal.

 

Identitas Buku

Judul: al-Muyassar fi al-Risalah al-Nahwiyah
Penulis: Muhammad Holil dkk
Tebal: vi + 45
Terbit: Juni 2023, cetakan ke-18
Penerbit: Tanwirul Afkar, Situbondo, Jawa Timur
ISBN: 9786025116865

 

Peresensi: Syakir NF, Pengajar di Pondok Daar El Amanah Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat