Ketua Pengurus Cabang (PC) Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Sumenep Jawa Timur dr H As’ad Zainudin. (Foto: Istimewa)
Sumenep, NU Online
Ketua Pengurus Cabang (PC) Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Sumenep Jawa Timur dr H As’ad Zainudin menjelaskan bahwa saat seseorang berpuasa kadar gula di dalam tubuh akan terus mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan berbagai macam aktivitas yang dijalani.
“Ditambah lagi selama seharian penuh tidak ada protein atau gizi yang masuk ke dalam tubuh kita,” kata dokter yang juga menjadi Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumenep ini kepada NU Online, Ahad (25/4) malam.
Gula darah sendiri lanjutnya merupakan sumber energi utama dalam tubuh. Seseorang yang mengalami penurunan kadar gula akan merasa lemas dan mengantuk, terlebih kadar gulannya berada di bawah normal.
“Untuk menggantikan energi yang hilang, kita membutuhkan hidangan yang manis saat berbuka puasa. Oleh karena itu, gula dari makanan atau minuman manis tersebut mampu meningkatkan kadar gula darah yang turun selama berpuasa,” jelasnya.
Menurut dr As’ad, sapaan akrabnya, makanan atau minuman manis merupakan sumber kalori yang mudah diolah tubuh. Hal tersebut menjadi alasan mengapa mengkonsumsi sesuatu yang manis saat berbuka puasa sangatlah dianjurkan. Dengan begitu, energi dan stamina tubuh yang sempat menghilang dapat kembali seketika.
“Tidak hanya itu saja, rasa manis juga dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh, sehingga proses metabolisme dapat kembali normal,” jelas Dokter Teladan Kabupaten Sumenep Tahun 2011 tersebut.
Namun demikian, kendati mengkonsumsi makanan yang manis dianjurkan, Wakil Ketua I Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumenep ini mewanti-wanti agar tidak mengkonsumsi makanan yang manis dalam porsi banyak atau berlebihan.
“Karena segala sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik, baik dari segi agama ataupun kesehatan,” ujarnya.
Di masyarakat sendiri jamak diketahui, bahwa di bulan suci Ramadhan banyak sekali anjuran untuk berbuka dengan yang manis-manis, baik anjuran yang ditayangkan di televisi atau yang disiarkan lewat radio. Namun demikian, banyak masyarakat yang tidak mengetahui secara pasti manfaat dari makanan atau minuman yang manis-manis tersebut.
Kontributor: A. Habiburrahman
Editor: Muhammad Faizin