ISNU Jateng: Pelaksanaan Program Merdeka Belajar Harus Disesuaikan Sumberdaya PT
Rabu, 9 Juni 2021 | 02:00 WIB
Semarang, NU Online
Perguruan Tinggi (PT) yang akan menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) harus menyesuaikan dan menyiapkan diri sesuai dengan karakteristik sumberdaya yang dimiliki.
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Tengah Prof Budi Setiyono mengatakan, mulai saat ini perguruan tinggi harus menyiapkan diri untuk menetapkan program MBKM dengan memanfatkan potensi yang dimilikinya.
"Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) Semarang harus melakukan hal itu dengan memaksimalkan potensi sumberdaya yang dimilikinya," kata Prof Budi yang juga Wakil Rektor 1 Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang, Selasa (8/6).
Prof Budi mengatakan hal itu saat menyampaikan pandangannya dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang MBKM yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Unwahas Semarang di Aula Gedung Dekanat lantai 6 kampus setempat.
Menurutnya, perguruan tinggi harus menentukan kebijakan yang menjadi panduan bagi program studi (prodi) yang dinaunginya, termasuk di antaranya mengenai dukungan terhadap pembelajaran lintas prodi dan alokasi penggunaan dana, serta menjamin mutu lulusan tidak akan menurun dengan menjalankan program ini.
"Pimpinan perguruan tinggi juga dapat mencarikan mitra yang sesuai untuk seluruh prodi yang ada. Sementara itu, prodi harus menyelaraskan kurikulumnya agar memungkinkan mahasiswa secara mandiri dapat memilih tiga semester belajar lintas prodi atau luar perguruan tinggi," terangnya.
Dia menambahkan, prodi juga harus melakukan penjaminan mutu bahwa lulusan yang dihasilkan tetap memperoleh capaian pembelajaran yang telah ditentukan.
"Karena itulah, prodi perlu melakukan kolaborasi dan kerja sama dengan mitra untuk melaksanakan Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) dalam program MBKM agar mendukung pemerolehan capaian pembelajaran yang diinginkan," tegasnya.
Wakil Rektor I Unwahas H Andi Purwono mengatakan, harapan dari pelaksanaan program MBKM itu, selain output mahasiswa yang berkompeten dan berkarakter, juga beradab, jujur, berani, cerdas, mandiri, serta siap terjun ke masyarakat atau dunia kerja dan industri.
Menurutnya, ilmu di perguruan tinggi bersifat dinamis, sehingga kurikulum juga seharusnya berproses dinamis sesuai kebutuhan terkait dinamika ilmu dan kebutuhan praktis. "FGD ini sangat penting tidak hanya terkait dengan progran hibah saja, namun menyangkut ikhtiar jangka panjang perbaikan yang lebih baik," katanya.
Dekan Fisipol Unwahas Agus Riyanto mengatakan, FGD merdeka belajar tidak hanya memanfaatkan dana hibah, namun sekaligus sebagai ikhtiar perbaikan jangka panjang.
"Kurikulum menentukan kualitas perguruan tinggi sehingga momentum ini sangat strategis. Harapan FGD ini dapat menghasilkan kurikulum Fisip yang berkualitas sesuai MBKM dengan tetap mempertahankan karakteristik Fisip Unwahas aswaja," pungkasnya.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz