Jaga Aswaja, Banser Diminta Lebih Perhatikan Mushala dan Madrasah
Rabu, 26 Agustus 2020 | 02:00 WIB
Semarang, NU Online
Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sebagai sebuah paham Islam yang moderat, menghargai perbedaan, dan mencintai tanah air dan bangsa. Melestarikan aswaja dapat diwujudkan oleh Ansor Banser dengan menjaga masjid, mushala, dan madrasah tetap mengikuti rumusan paham yang diajarkan ulama sejak salafus shalih.
KH Amin Budiharjono mengingatkan hal ini dalam Pengajian Selapanan yang sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia dan Tahun Baru Hijriah 1442 yang dihelat Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang di Mushala Darussalam Karang Kempel Papandayan Gajahmungkur Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (24/8) malam.
"Ansor Banser harus perhatian pada mushala, masjid, madrasah. Biar tidak disusupi faham-faham wahabi," pinta Kiai Budi.
Kiai yang dikenal dengan tari sufinya ini juga mendorong para pemuda Nahdlatul Ulama (NU) untuk bergerak dengan cinta. Menurutnya, cinta sebagai inti ajaran Islam dapat bersinergi dengan semua makhluk ciptaan Allah SWT. Dalam bingkai kehidupan berbangsa dan bernegara, Kiai Budi mengharapkan cinta menghadirkan ketentraman bagi bangsa Indonesia.
"Ajarkanlah selalu cinta. Cinta harus selalu dipupuk. Cinta tanah air, cinta agama yang akan menumbuhkan ketentraman jiwa. Itulah arti mahabbah," pesannya.
Ketua PC GP Ansor Kota Semarang Syaiful Bahri mengatakan, target pembentukan Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor di Kota Semarang. "PR yang harus segera dilakukan adalah pembentukan PAC Semarang Tengah. Kalau ini bisa terbentuk berarti rekor 16 PAC bisa terbentuk semua," ungkapnya.
Rahul sapaan akrab Syaiful Bahri, juga mengatakan bahwa kegiatan selapanan yang dilaksanakan secara bergantian di PAC mendapat sambutan yang baik semua jajarannya.
"Selapanan ini ternyata mendapat apresiasi yang luar biasa dari PAC-PAC karena banyak permintaan untuk mengadakan secara bergiliran. Selain itu juga untuk melihat dari dekat kegiatan Ansor dan Banser sebagaimana yang disampaikan Kiai Amin untuk selalu jaga masjid, mushala, dan madrasah," ujarnya.
Ia pun mengingatkan, pendidikan dan pelatihan spesialisasi bagi kader Barisan Ansor Serbaguna (Banser) agenda kaderisasi terdekat. "Kegiatan terdekat bulan September Banser adalah Diklatsus Bagana, tempat nanti di Basarnas, daerah Ngaliyan," imbuhnya.
Ketua PAC Gajahmungkur M Ali Maksum mengucapkan rasa syukur sebagai PAC yang baru terbentuk dan mulai aktif berkegiatan. Sebuah kehormatan bagi dirinya mendapat kesempatan sebagai tuan rumah kegiatan selapanan.
"PAC Gajahmungkur pergerakannya berbeda dengan PAC Tugu, Ngaliyan, Gunungpati, Genuk, dan Pedurungan yang memang sejak kecil sudah nahdliyyin. Maka pergerakan Ansor di Gajahmungkur lebih ekstra. Kami butuh dorongan dari sahabat semua," tuturnya.
Untuk menarik minat para pemuda dalam kaderisasi Ansor lanjutnya, PAC Gajahmungkur harus lebih kreatif dan solutif terhadap persoalan sosial yang ada. Karena itu para aktivis pemuda NU di Gajahmungkur berusaha untuk merintis kegiatan wirausaha, pelatihan kewirausahaan potensi diri, tenaga dalam, gurah, ruqyah, dan sebagainya.
Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz