Daerah

Jaga Aswaja dengan Kaji Kitab KHM Hasyim Asy’ari 

Sabtu, 26 Oktober 2019 | 01:30 WIB

Jaga Aswaja dengan Kaji Kitab KHM Hasyim Asy’ari 

Haul Abuya Assayyid Alawi al-Maliki dalam rangka Multaqa Tsanawi ke-29 di Pondok Pesantren Mambaus Solihin, Suci, Manyar, Gresik, Jawa Timur. (Foto: NU Online/M Jauhari Utomo) . 

Gresik, NU Online
Pondok Pesantren Mambaus Solihin, Suci, Manyar, Gresik, Jawa Timur  yang diasuh KH Masbuhin Faqih mendapat kehormatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan haul Abuya Assayyid Alawi al-Maliki dalam rangka Multaqa Tsanawi ke-29. 
 
Kegiatan yang dip[rakarsai Himpunan Alumni Abuya al-Maliki al-Hasani ini dihadiri sejumlah tokoh di antaranya Aminul Amn, KH Ihya' Ulumuddin, Habib Ali Zainal Abidin. 
 
Dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Gresik tampak KH Robbach Maksum selaku mustasyar, serta KH Husnan Ali sebagai ketua. Hadir pula habaib dan kiai alumni Abuya, serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Gresik.

Habib Thahir al-Kaf  menjelaskan bahwa alumni Abuya diharapkan bangkit untuk menjaga Ahlussunah wal Jamaah atau Aswaja. Dirinya juga berharap generasi penerus NU umumnya agar mengaji kitab peninggalan Hadratus Syaikh KHM Hasyim Asy'ari yang lebih dari 20 karangan.

"Abuya Sayyid Alawi selalu berpesan untuk berusaha selalu menjaga Ahlussunah wal Jamaah. Kita ikuti jejak Abuya yang selalu istikamah mengenai Aswaja,” katanya, Kamis (24/10). 
 
Dalam pandangannya, sebagai murid Abuya, harus ikut andil memperjuangkan Ahlussunah. “Bahkan saat ini di media sosial luar biasa masif tantangan kita. Kita harus bangkit,” seru Habib Thahir.
 
Menurutnya, Abuya telah memberikan teladan bagaimana kendati sendirian memperjuangkan Ahlussunah wal Jamaah. Dengan banyaknya alumni di tanah Air, sudah selayaknya terus menggelorakan Aswaja, termasuk di media sosial atau Medsos.
 
“Isi medsos dengan fatwa-fatwa yang benar, dengan pengarahan ilmu yang benar, sebarluaskan. Negara Indonesia mayoritas Ahlussunah, beliau imam Ahlussunah, kita muridnya Ahlussunah. Maka kita wajib untuk bangkit,” ungkapnya.
 
Nahdlatul Ulama adalah satu ormas Islam terbesar. KHM Hasyim Asy'ari (Mbah Hasyim) mendirikan jamiyah tidak lain untuk membentengi Aswaja. Karenanya, tugas saat ini adalah mengkaji kitab Mbah Hasyim yang dilakukan para kiai, habaib, hingga ustadz.
 
“Sekadar usulan, adakan pengajian yang mengaji kitab-kitab Mbah Hasyim agar umat tahu apa yang diinginkan oleh perintis dan pendiri NU,” tutupnya.
 
KH Ubaidillah Faqih atas nama pengasuh menyampaikan pesan atas kehadiran dukungan semua pihak sehingga kegiatan dapat terselenggara dengan sukses.
 
"Terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh elemen yang telah berkontribusi untuk menyukseskan haul Abuya ini. Dan mohon maaf atas segala kekurangan selama persiapan acara ini dilaksanakan,” katanya, Kamis (24/10). 
 
Dirinya mengemukakan untaian kata dari Imam Suyuti bahwa sedekah satu kebaikan kepada orang alim, nilainya sama dengan 900 ribu. 
 
“Kami atas nama shahibul ma'had hanya berpegang dengan pernyataan yang dikutip dari Imam Suyuti tersebut,” katanya.
 
Selain habaib dan kiai alumni Abuya, terdapat pula habaib dan kiai lintas pesantren yang turut diundang. Keberadaan Himpunan Alumni Santri Mambaus Solihin (Himam) melengkapi haul tersebut.
 
Acara diawali pembacaan ayat suci Al-Quran, qashaid dan maulid Al-Maliki, pembacaan manaqib Abuya Assayyid Alawi Al-Maliki, serta sambutan Pemda disampaikan Wakil Bupati Gresik, M Qosim 
 
 
Kontributor: M Jauhari Utomo
Editor: Ibnu Nawawi