Daerah

Jamaah Muji Nabi Gairahkan Tradisi Aswaja di Bumi Papua Barat 

Rabu, 19 Agustus 2020 | 00:00 WIB

Jamaah Muji Nabi Gairahkan Tradisi Aswaja di Bumi Papua Barat 

Jamaah Muji Nabi (Jamuba) Sorong gelar dziba'an dan ratiban (Foto: Dokumen Jamuba Sorong)

Sorong, NU Online

Umat Islam di kawasan kepala burung, Papua Barat sangat tertarik dengan aktivitas Jamaah Muji Nabi (Jamuna) yang secara berkala menyelenggarakan  kegiatan pembacaan kitab maulid dziba, ratib attos, dan tahlil sebagai bagian dari tradisi Aswaja An-Nahdliyah.

 

Aktivis Banser Papua Barat Rif'an Effendy yang sering blusukan ke kawasan pedalaman Papua mengatakan, aktivitas Jamuna pada awalnya digagas oleh KH Munif Zuhri Pengasuh Pesantren Giri Kusumo, Mranggen, Demak, Jawa Tengah pada tahun 1990 untuk menggerakkan kegiatan dzibaan, semula hanya diikuti masyarakat di sekitar pondok saja.

 

"Seiring dengan berjalannya waktu jamahnya semakin banyak, kegiatannyapun tidak hanya dilaksanakan di Pesantren Girikusumo saja, tetapi juga di luar daerah, saat ini kami mencoba hadirkan di Papua," kata Rif'an di Sorong, Papua Barat, Senin (17/8).

 

Dikatakan, kegiatan Jamuna di Papua terutama di Papua Barat digerakkan oleh nahdliyin dan para alumni pesantren di berbagai daerah di tanah air yang berdomisili di Sorong.  "Alhamdulillah kegiatan ini diterima dengan baik oleh berbagai suku yang ada di Papua Barat. 

 

Melalui aktivitas Jamuna ini diharapkan akan muncul spirit umat Islam untuk semakin mencintai Nabi Muhammad dan ulama-ulama yang memperjuangkan Islam," ungkapnya. 

 

Dari sinilah lanjutnya, pondasi NU akan ditata dengan rapi dan damai di bumi Papua Barat. Dikatakan, aktivitas Jamuna secara resmi diluncurkan pada saat malam tasyakuran peringatan kemerdekaan Indonesia, Ahad (17/8) di kampung suku Kokoda di kawasan Korwato Kabupaten Sorong.

 

Dia menambahkan, selain dihadiri masyarakat suku Kokoda juga dihadiri anggota Ansor, Banser, Santri Himpunan Alumni Pondok Pesantren (HAPPI), dan Murid-murid Madrasah Diniyah Al-Ibriz Iru Nigeiyah Kabupayen Sorong. 

 

"Warga Korwato menyambut antusias kegiatan Jamuna, melalui kegiatan ini tercipta silaturahim yang hangat, akrab, egaliter, kebersamaan, dan kebangsaan," ucapnya.

 

Kepala kampung Korwato yang juga tokoh masyarakat Kokoda Abdullah Irwanas mengaku sangat bergembira dengan dilaksanakannya kegiatan Jamuna di kampungnya. Menurutnya, kegiatan Jamuna menumbuhkan rasa kebersamaan, apalagi dilaksanakan pada saat memperigati hari ulang tahun kemerdekaan. 

 

"Warga suku Kokoda sangat mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh warga NU seperti tahlilan, maulid, maupun manaqib," tuturnya.

 

Gus Ali Munawir Ghozali, alumni pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur selaku  ketua HAPPI bertekat untuk selalu istiqamah melestarikan tradisi keagamaan ahlussunnah wal jamaah an-nahdiyah di tanah Papua. 

 

"Aswaja an-nahdliyah sangat selaras dengan kehidupan di Papua, sebab ajaran tasamuh dan ta'awun yang dikembangkan NU sangat ramah sehingga dapat diterima dan berkolaborasi dengan baik lintas suku maupun agama," tuturnya.

 

Dalam kegiatan ini ujarnya juga dibacakan tawasul kepada guru dari para alumni pondok pesantren, sehingga walaupun sudah tidak di pesantren para alumni ini dapat tetap mendoaakan guru-guru sekaligus silaturahim dengan para alumni pesantren yang lain.

 

"Rangkaian kegiatan tasyakuran dan peluncuran malam ini yang diakhiri dengan doa dan makan bersama tumpengan khas pondok pesantreen semakin menumbuhkan kebersamaan," pungkasnya.

 

Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz