Daerah

Jelang Ramadhan, Peziarah di TPU Semper Jakut Menyaksikan Makam Keluarganya Terendam Air

Selasa, 25 Februari 2025 | 22:30 WIB

Jelang Ramadhan, Peziarah di TPU Semper Jakut Menyaksikan Makam Keluarganya Terendam Air

Para peziarah di TPU Semper sedang berdoa di atas makam keluarga yang terendam air, pada Selasa (25/2/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Menjelang Ramadhan, para peziarah mulai memadati Taman Pemakaman Umum (TPU) di Jakarta. Salah satunya TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara.


Di TPU Semper ini, terlihat beberapa area pemakaman yang terendam air, bahkan ada beberapa area pemakaman yang sudah menyerupai rawa.


Bahkan, terlihat beberapa orang tua dan anak-anak yang sedang asyik memancing ikan di area makam yang tergenang itu.


Menurut Edi, salah satu petugas makam di TPU Semper, menceritakan bahwa kontur tanah yang cenderung rendah dan posisi makam yang dekat dengan sungai menyebabkan air cepat menggenang.


“Ini kan tanahnya rendah jadi air mudah sekali menggenang,” kata Edi, saat ditemui NU Online, pada Selasa (25/2/2025).

 
Fenomena warga sedang memancing di area area pemakaman TPU Semper, Jakarta Utara, yang terendam banjir, pada Selasa (25/2/2025). (Foto: NU Online/Suwitno) 


Maisaroh, salah satu peziarah di TPU Semper, menyaksikan makam keluarganya terendam air. Ia mengaku khawatir terhadap makam keluarganya yang terendam, bahkan jika suatu saat makam itu menghilang. Sementara untuk menyelamatkan makam keluarganya, ia mengaku masih belum memiliki biaya.


“Ya ada kekhawatiran, cuman dari segi biaya kalua mau ditinggikan juga nggak ada biayanya. Anak-anaknya juga jauh, ya tinggal keponakan saja (kami) berdua. Biayanya antara Rp2juta sampai Rp3juta,” katanya.
 

Meski begitu, Maisaroh memaklumi karena adanya musim hujan sehingga menjadi penyebab makam keluarganya terendam.
 

“Musim hujan jadi kuburanya kerendem. Yang dimakamkan di sini itu bapak, suami, adik, dan bibi. Yang tenggelam ini makam bibi, punya bapak yang di sebelah sana juga tenggelam tapi nggak seperti ini,” ujarnya.


Lebih lanjut, Maisaroh mengungkapkan alasanya rutin ziarah. Menurutnya, ziarah adalah obat kangen kepada keluarga yang sudah meninggal.


“Ziarah itu obat kangen, karena kita juga merasa kangen. Kadang kita juga mimpiin minta ditengok dan minta didoain. Karena banyak kenangan ya semasa hidup,” ungkapnya.

 
Seorang peziarah berdoa di atas makam keluarga yang terendam banjir, di TPU Semper. Terlihat ada taburan bunga di atasnya. (Foto: NU Online/Suwitno) 


Harjo, seorang peziarah juga di TPU Semper, memiliki pandangan berbeda dengan Maisaroh, karena ia tak merasa khawatir makam keluarganya itu terendam air, tenggelam, bahkan hilang. Sebab ia sudah percaya kepada petugas yang bertanggung jawab.
 

“Saya percaya kepada pengurus. Jadi setiap blok itu ada petugasnya, mereka mengurus dan bertanggung jawab, tidak akan hilang,” ujarnya.
 

Lebih lanjut Harjo mengatakan bahwa ziarah menjelang Ramadhan sangat penting. Menurutnya, sebagai orang Islam wajib mendoakan orang yang sudah meninggal.
 

“Ya pentingnya ziarah sebelum bulan suci Ramadhan, kita sebagai kaum Muslimin, itu haditsnya jelas, insyallah doa kita sampai kepada almarhum yang di sana,” katanya.


Selain itu, Harjo merasakan kelegaan saat menjalankan ibadah puasa jika sudah berziarah terlebih dahulu.


“Sekarang kan menjelang Lebaran nih ya, jadi kita lebih afdhal mendoakan almarhum kemudian kita nanti berpuasa di bulan Ramadhan, jadi hati kita lega,” lanjutnya.