Kota Banjar, NU Online
Menjadi warga NU atau yang kerap dikenal sebagai Nahdliyin merupakan suatu kebanggaan, karena sebagai salah satu organisasi dengan anggota terbanyak di dunia. Namun kebanggan akan besarnya jumlah warga saja tidaklah cukup.
Hal tersebut disampaikan Kiai M Ulil Albab selaku Ketua Aswaja NU Center Jawa Tengah saat mengisi halaqah kiai muda se-Kota Banjar di gedung Dakwah Islam, Kota Banjar, Jawa Barat, Sabtu (24/8).
Dalam pandangannya, selain dengan awak yang besar, NU juga memiliki jamaah yang banyak dan diwarnai dengan berbagai macam badan otonom (Banom) di dalamnya.
"NU merupakan kapal besar dengan penumpang terbanyak di dunia," katanya kepada ratusan kiai muda yang menghadiri acara dengan tema Merawat Kebhinekaan untuk Menjaga Spirit Negara Kesatuan Republik Indonesia. Acara berlangsung di gedung Dakwah Islam Kota Banjar.
Kiai Ulil menerangkan bahwa kebanggaan tersebut berlandaskan banyak alasan, salah satunya para pendiri Nahdlatul Ulama merupakan para ulama terkemuka dan memiliki keilmuan tinggi dan sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah.
"Ber-NU adalah pilihan yang sangat tepat. Karenanya kita harus bangga menjadi warga NU karena ada jaminan dari Rasulullah," terangnya.
Saat ini, kerap ditemukan pihak yang menganggap bahwa dasar negara Indonesia dianggap tidak sesuai dengan kaidah yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadits. Padahal kalau diamati lebih dalam lagi negara Indonesia memiliki dasar yang sangat islami.
"Kebangsaan dengan beragama harus sejalan," ungkap Kiai Ulil.
Dirinya mengajak kepada hadirin untuk senantiasa takdim kepada guru. Karena sesuatu yang dianggap benar oleh kita, belum tentu benar. Untuk itu harus mendengarkan keterangan dari seorang guru yang terbukti keilmuan dan sanadnya jelas.
"Kita harus manut kepada guru," ajaknya.
Dirinya menjelaskan bahwa segala hal yang tidak mempunyai dasar yang kuat, maka tidak kuat bertahan lama. Untuk itu, sebagai manusia dengan segala keterbatasan sudah sewajarnya selalu mengikuti para ulama supaya kehidupan kita mempunyai pondasi yang kuat.
"Sesuatu yang tidak mempunyai pondasi maka akan hancur," jelasnya.
Kiai yang melanglang di kancah organisasi ini juga aktif mengisi konten di media sosial. Menurutnya, sebagai warga NU tidak dibenarkan kalau tertinggal oleh kemajuan teknologi. Untuk itu dirinya menegaskan Nahdliyin harus siap berjihad di daratan ataupun dunia maya.
"Harus berjihad di media, di zaman digital jangan sampai gaptek," tegasnya.
Pewarta: Wahyu Akanam
Editor: Ibnu Nawawi