Banjar, NU Online
Sebelum proses penyembelihan hewan kurban hendaknya terlebih dahulu meminta perlindungan kepada Allah dengan membaca ta'awudz dan bismillah. Karena setiap pekerjaan yang diawali dengan hal tersebut akan terjaga dari gangguan setan. Sehingga yang diraih adalah keberkahan.
Penegasan ini disampaikan Kiai Muhammad Idris terkait penyembelihan hewan kurban, khususnya kambing pada Ahad (11/8).
Menurut Ketua Pimpinan Cabang (PC) Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Kota Banjar, Jawa Barat tersebut, kambing merupakan salah satu hewan yang diperbolehkan untuk dijadikan hewan kurban.
“Dalam tubuh kambing terdapat senyawa 4-etiloctanal. Saat menyebar ke udara, senyawa itu berubah menjadi asam 4-etiloktanoat yang menyebabkan daging kambing memiliki bau perengus yang menyengat,” jelasnya.
Dirinya kemudian melansir dari berbagai sumber bahwa terkait teknik penyembelihan tidak akan mempengaruhi bau perengus pada daging kambing. “Hanya akan berpengaruh pada tekstur daging kambing tersebut,” ungkapnya.
Semisal saat menyembelih kambing ternyata dalam keadaan tegang. “Maka tekstur daging akan keras,” katanya.
Untuk menjadikan dagaing menjadi empuk perlu dimasak dengan waktu yang cukup lama. “Sedangkan untuk menghilangkan bau perlu diolah dengan racikan bumbu khusus,” kata dia.
Namun dengan Izin Allah, maka akan mampu menghilangkan senyawa tersebut saat penyembelihan. “Sehingga daging kambing tidak bau perengus seperti daging kambing pada umumnya. Lebih uniknya lagi seketika selesai penyembelihan bau perengus langsung hilang,” ungkapnya.
Cara yang dapat dilalukan menurut Kiai Muhammad Idris adalah sebelum proses penyembelihan terlebih dahulu membaca ta'awudz dan bismillah.
“Karena setiap pekerjaan yang diawali dengan membaca ta'awudz dan bismillah akan terjaga dari gangguan setan sehingga pekerjaan tersebut akan mendatangkan keberkahan, dalam hal ini penyembelihan kambing kurban,” jelasnya.
Selanjutnya, sebelum membaca doa penyembelihan terlebih dahulu membaca syahadat dan shalawat.
"Jangan meninggalkan membaca syahadat dan shalawat. Setelah itu baru membaca doa penyembelihan seperti biasanya,” katanya.
Usai membaca doa penyembelihan, dianjurkan kembali membaca shalawat. “Setelah itu baru proses penyembelihan seperti biasa,” terangnya.
Seperti yang dianjurkan dalam hukum Islam, bahwa saat menyembelih hewan jangan lupa dengan gunakan alat potong seperti golok dan pisau serta sejenisnya yang benar-benar tajam.
“Juga disertai dengan tenaga yang kuat dan perbanyak shalawat,” terangnya.
Dalam pandangan Kiai Idris, berkah shalawat inilah yang menyebabkan senyawa 4-etiloctanal yang menjadi asam 4-etiloktanoat hilang dari tubuh kambing tersebut.
Bahkan Kiai Idris bercerita bukan baru satu atau dua kali menyembelih hewan kurban tapi sudah ratusan kali. Bahwa metode itulah yang dilakukan termasuk saat mengembara ke Sumatera.
Dia menegaskan, setiap tempat yang dibacakan shalawat terdapat Nur Nabi Muhammad SAW. “Sehingga mau seangker apapun tempat tersebut dengan berkah shalawat dan izin Allah, maka makhluk ghaib akan pergi karena malu,” ungkapnya.
Dari sini, menurutnya sudah tergambarkan bahwa shalawat memiliki pengaruh yang dahsyat bagi siapapun dan di tempat manapun. “Sehingga tidak heran ketika dibacakan shalawat, maka senyawa 4-etiloctanal yang menjadi asam 4-etiloktanoat tersebut hilang seketika,” tandasnya.
Karenanya, di akhir keterangan disampaikan setiap menyembelih hewan kurban dan keperluan lain hendaknya tidak pernah meninggalkan membaca ta'awudz, bismillah, syahadat dan shalawat. (Agus Ahmad Fauzi/Ibnu Nawawi)