Kesuksesan LPPNU Jatim Budi Daya Padi dengan Pupuk Organik
Ahad, 28 Februari 2021 | 02:15 WIB
Sampang, NU Online
Petani saat ini hendaknya tidak lagi menjadikan pupuk kimia sebagai sarana meningkatkan hasil tanam. Yang harus dicoba adalah bagaimana mencari terobosan, salah satunya menggunakan pupuk organik.
Di tengah-tengah makin sulitnya pupuk bagi petani, tidak menyurutkan langkah Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) di Jawa Timur untuk berinovasi. Salah satu yang dilakukan adalah dengan melakukan budi daya padi yang murah, namun hasilnya berlimpah.
Hal tersebut sebagaimana keberhasilan yang diraih Pengurus Cabang (PC) LPPNU Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Dengan didampingi PW LPPNU Jatim menanam padi varietas 'pecot' di Dusun Kendal, Desa Baruh, Kecamatan dan Kabupaten Sampang. Hasilnya cukup mengagumkan karena produksi yang diraih tiga kali lipat lebih banyak dibanding dengan padi pada umumnya.
"Padi pecot ini sangat kuat, tidak mudah roboh karena batangnya besar, malainya juga besar padat berisi, toleran terhadap hama penyakit, dan cukup dipupuk pakai pupuk organik buatan sendiri," kata koordinator pengembangan budi daya padi PC LPPNU Kabupaten Sampang, Nidhomuddin, Sabtu (28/2).
Ketua PC LPPNU Kabupaten Sampang, Asfihani membenarkan hal itu. Menurutnya, dari budi daya yang dilakukan, ternyata memperoleh berkah lain yakni disebut dengan padi NU.
"Di Sampang, padi ini dikenal dengan padinya NU dan akan kita dorong seluruh petani di Sampang menanam padi ini," terangnya.
Satu yang istimewa lagi, padi ini ditanam dengan menggunakan pupuk organik yang murah dan tersedia di lingkungan sekitar masyarakat pedesaan.
Ketua PW LPPNU Jatim, Ghufron Ahmad Yani mengajak masyarakat khususnya petani Nahdliyin di Jawa Timur untuk tidak ragu menggunakan pupuk organik. Pada sat yang sama mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dalam budi daya padi.
"Ini adalah bukti kerja nyata dari NU untuk kemandirian dan kedaulatan pangan bangi bangsa Indonesia dan solusi bagi permasalahan pupuk yang saat ini sedang terjadi. Mari kurangi pemakaian pupuk kimia yang hanya akan menyengsarakan petani pada akhirnya,” ungkapnya.
Padi pecot ini akan dipanen sepekan lagi dengan estimasi hasil panen 14 ton setiap hektar.
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Kendi Setiawan