Jakarta, NU Online
Pandemi telah banyak memberi cobaan berat kepada segenap masyarakat, baik dari segi kesehatan, ekonomi, efektivitas pendidikan. Karena itu, Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Samsul Maarif mengajak seganap warga Jakarta dan Nahdliyin pada umumnya untuk selalu optimis dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Mungkin kondisi sebagian dari warga Jakarta dan warga Nadhliyin pada umumnya sedang menurun. Ada yang yang mengalami PHK dari pekerjaannya. Tapi yakinlah, setiap ada kesulitan, pasti ada kemudahan," tuturnya saat mengisi sambutan dalam acara Jakarta Bershalawat yang dilangsungkan secara daring, Rabu (1/9/2021).
Pada kesempatan itu, Kiai Samsul mengutip Surat Al-Insyirah ayat 5-6 yang berbunyi fainna ma’al ‘usri yusran, inna ma’al ‘usri yusran; karena sesungguhnya sesudah kesuitan ada kemudahan, sesunguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
Menurutnya, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama tafsir, kata al-‘usru (kesulitan) disebutkan dua kali menggunakan bentuk makrifat karena kemasukan al. Ini menunjukkan bahwa kesulitan yang kedua, bukanlah kesulitan yang pertama.
Sementara kata al-yusru (kemudahan) yang juga disebutkan dua kali, tanpa dimasuki al, bukan makrifat. Artinya, kemudahan yang kedua bukanlah kemudahan yang pertama.
"Ini menunjukkan bahwa setiap ada satu kesulitan, pasti akan dibalas dengan dua kemudahan," jelas pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah itu.
Ia menambahkan, hal demikian juga ditegaskan dalam hadits Nabi yang berbunyi, layyaghliba ‘surun yusraini, satu kesulitan tidak akan memenangkan dua kemudahan. "Ini merupakan sikap optimisme yang harus dibangun di tengah masyarakat, bahwa kemudahan itu sudah menungggu setelah mengalami banyak kesulitan," jelasnya.
Utamakan kabar bahagia
Dijelaskan oleh KH Samsul Ma’arif, dalam kondisi seperti ini, salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah dengan lebih sering menyampaikan kabar bahagia terhadap masyarakat. Bukan hal-hal yang dapat menimbulkan rasa khawatir.
"Saya mengimbau kepada para kiai, para ustadz, terutama tokoh-tokoh NU, dalam situasi Covid-19 ini, harus memilih materi (ceramah) yang menggembirakan, ketimbang yang sifatnya peringatan," ajaknya.
"Memilih bahasa-bahasa yang mampu menumbuhkan harapan dalam situasi pandemi lebih baik daripada bahasa yang bernada peringatan," pungkasnya.
Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Kendi Setiawan