Ketua PCNU Kota Tangerang Dorong Mahasiswa NU Mendunia, Begini Caranya
Sabtu, 10 September 2022 | 08:30 WIB
Pembukaan Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMRU) Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara di Aula Hasyim Asyari, Jalan Perintis Kemerdekaan II Babakan Kota Tangerang, Jumat (9/9/2022). (Foto: Ahmad Suhendra)
Tangerang, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang, Banten, Dedi Mahpudin mendorong mahasiswa Nahdlatul Ulama bisa menjadi mahasiswa yang mendunia. Karena itu diperlukan perangkat-perangkat yang mesti terpenuhi.
Hal itu disampaikan Dedi Mahpudin saat membuka Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMRU) Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara di Aula Hasyim Asyari, Jalan Perintis Kemerdekaan II Babakan Kota Tangerang, Jumat (9/9/2022)
"Pertama, mahasiswa NU harus taat kepada Allah, Rasul, ulama dan negara. Kedua, mahasiswa NU jangan lepas tirakat yang sudah diajarkan para kiai NU," kata Dedi.
Ketiga, hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua, serta menyayangi yang muda sebagaimana diajarkan Rasulallah saw. Keempat, mahasiswa NU harus mempunyai keinginan kuat untuk memberikan kemanfaatan kepada orang lain.
"Kita harus siap menjadi nahdliyin untuk taat kepada Allah swt, Rasul, ulama dan negara. Hormat kepada yang tua dan menyayangi yang muda. Menjadi mahasiswa NU juga tidak hanya mengejar ijazah dan bangga punya gelar. Tapi juga harus punya rasa memiliki dan cinta NU. Tidak akan sukses kalau kitanya tidak seimbang, bila kuliah hanya mengejar ijazah," bebernya.
Mahasiswa NU juga harus melakukan inovasi dan kerja keras dalam belajar disertai tirakat. "Lalu, harus memiliki himmah untuk menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain," pesannya tegas.
Sebelumnya Dedi menyampaikan mahasiswa NU selain harus bangga menjadi mahasiswa NU juga harus memiliki rasa memiliki dan mencintai NU. "Karena kalau sudah cinta pasti akan merasa memiliki, dan akan mengurusi NU," kata dia.
"Kalian sudah terdaftar sebagai mahasiswa STISNU. Maka ada kewajiban dipundak kalian untuk mengurusi NU. Jangan hanya bangga jadi mahasiswa STISNU, tapi juga harus punya rasa memiliki dan cinta sama NU. Pesan Hadhratusyaikh Mbah Hasyim Asyari, siapa yang mau ngurusi NU maka akan dianggap santrinya Mbah Hasyim," ujarnya.
Ia menyebtukan ada beda menjadi mahasiswa NU dan mahasiswa lain. Ialah mendapatkan doa dari para kiai. Karena itu, ilmu yang diperoleh dari kampus-kampus NU pun lebih berkah.
"Menjadi mahasiswa NU bedanya itu didoain para ulama dan kiai NU. Ketika masuk ke kampus NU, maka kalian sudah resmi menjadi santri Hadhratusyaikh KH Hasyim Asyari," tegasnya.
Kontributor: Ahmad Suhendra
Editor: Kendi Setiawan