KH Ahmad Haris Shodaqoh Ingatkan Fokus Perbaiki Diri, Bukan Sibuk Menilai Orang Lain
Senin, 3 November 2025 | 09:00 WIB
KH Ahmad Haris Shodaqoh saat Haul ke-30 Al Maghfurlah KH Khusnaini Yasin Pondok Pesantren Darul Ma'arif Banyuputih Batang, Jawa Tengah, Sabtu (1/11/2025). (Foto: LTNNU Batang/Ali Irfan)
Batang, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Haris Shodaqoh, mengingatkan pentingnya fokus memperbaiki diri sendiri daripada sibuk menilai atau mengurusi kekurangan orang lain.
“Sekarang banyak orang yang kegiatannya hanya mengurusi orang lain. Tidak mengurusi dirinya sendiri. Ada apa-apa diperhatikan, tetangganya diperhatikan, dibicarakan, diamati terus. Sementara dirinya sendiri tidak diamati,” ujar Kiai Haris saat Haul ke-30 Al Maghfurlah KH Khusnaini Yasin Pondok Pesantren Darul Ma'arif Banyuputih Batang, Jawa Tengah, Sabtu (1/11/2025).
Menurut Kiai Haris, banyak orang di masa sekarang yang lebih suka mengamati dan membicarakan perilaku orang lain, sementara lupa menilai amal dan kesalahan diri sendiri di hadapan Allah Swt.
“Jadi kekurangan yang harusnya kita muhasabah, malah tidak muhasabah, malah memperhatikan kanan kiri kita, sampai kita lupa diri,” ujarnya.
Padahal, lanjut Kiai Haris, setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas amal dan perbuatannya. Karena itu, introspeksi diri atau muhasabah menjadi hal penting agar seseorang menyadari kekurangannya dan memperbaikinya.
“Amalku sepiro, salahku karo Gusti Allah sepiro (amalku seberapa, salahku sama Gusti Allah seberapa), kita lupa dengan diri kita sendiri. Kalau salah kita perbaiki, kalau kurang kita tambah, kalau masih bodoh, mari kita tambah ilmu, tambah ngaji,” pesan Kiai Haris.
Pengasuh Pesantren Al-Itqon Bugen Semarang ini juga menegaskan bahwa ngaji dan menambah ilmu tidak mengenal batas waktu. Belajar agama, menurutnya, bukan hanya kewajiban santri di pesantren, tetapi tugas setiap muslim sepanjang hayat.
“Ngaji itu tidak terbatas waktu. Jadi kalau kita masih kurang ilmu, ya ditambah. Kalau belum paham, ya belajar lagi,” katanya.
Selain itu, Kiai Haris mengingatkan pentingnya menjaga hubungan spiritual dengan para kiai dan alim ulama. Dalam situasi zaman globalisasi ini, umat harus semakin memperkuat pegangan kepada para guru agama agar tidak kehilangan arah.
“Santri-santri punyai kiai sing iso digondeli iku wes enak. Cekelan karo poro alim kudu dikencengi, ojo nganti ucul (santri-santri yang punya kiai yang bisa jadi sandaran itu sudah enak. Pegangan sama orang-orang alim harus dikuatkan, jangan sampai lepas). Sebab kalau sampai lepas dari rombongan para kiai, ndak ada lagi yang bisa kita jadikan sandaran,” tegasnya.
Kiai Haris menyampaikan bahwa jika hubungan dengan para kiai sampai terlepas, maka tidak akan ada lagi yang bisa diandalkan. Ia menegaskan, tanpa bimbingan kiai, kualitas ibadah dan ilmu seseorang akan terbatas pada apa yang sudah ada. Karena itu, beliau mengingatkan agar semakin mempererat hubungan dan kedekatan dengan para kiai.