Depok, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Cholil Nafis mengungkapkan pendapatnya tentang jargon 'Jangan Malu Ngaku NU'. Menurutnya, nahdliyin tak cukup hanya mengaku NU tapi lebih menguatkan pada kualitas personal.
Hal ini diungkapkan Kiai Cholil Nafis dalam acara pelantikan dan raker Pimpinan Cabang Fatayat NU Kota Depok Masa Khidmat 2021-2026 di Pesantren Cendekia Amanah Kota Depok, Ahad (24/7).
"Ini harus jadi renungan kita semua. Jangan malu ngaku NU, jangan sampai tidak bangga jadi NU, jangan sampai takut jadi NU, tapi juga jangan sampai over acting menganggap NU", katanya.
Kiai Cholil pun melanjutkan sebagai umat yang washatiyah, nahdliyin harus bersikap tengah-tengah alias moderat. Sebab adakalanya ketika mengaku jadi NU malah justru dicibir.
"Kenapa? Karena personal branding kita kurang menarik di mata masyarakat. Kalau sudah menarik, orang akan tertarik ber-NU dengan sendirinya", tutur Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah ini.
Ia juga mengatakan bahwa nahdliyin harus menciptakan kondisi di mana orang lain menjadi tertarik ber-NU tanpa paksaan. Maka dari itu, memperkuat personal branding agar lebih berkualitas dan menarik menjadi salah satu cara untuk menciptakan kondisi yang dimaksud.
"Tidak bisa kita disuruh bangga tanpa ada kondisi yang diciptakan", lanjutnya.
Lebih lanjut Kiai Cholil juga meminta agar Fatayat NU Depok dapat merekrut santri-santri muda dan artis-artis agar tertarik bergabung dengan fatayat. Mengingat di Depok terdapat banyak sekali santri dan artis usia Fatayat.
"Fatayat harus mampu mem-branding diri. Lakukan pendekatan pada artis dan tokoh. Jadikan mereka sebagai brand ambassador agar masyarakat melihat dan semakin tertarik bergabung dengan fatayat", ungkapnya.
Dakwah kreatif
Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah ini juga menyinggung fenomena SCBD (Sudirman Citayam Bojong Depok) agar menjadi perhatian Fatayat NU Depok.
"Kita perlu terobosan Fatayat yang anti-mainstream dan out of the box karena kalangan ibu-ibu muda biasanya punya kreativitas yang bisa mensupport mereka. Pengajiannya bisa dibikin pola-pola pengajian mereka. Jangan hanya berbasis dakwah tapi juga berbasis kreativitas. Harus melakukan ekspansi juga, itulah yang dinamakan al-akhdzu bil jadidil ashlah", tuturnya.
Kiai Cholil Nafis juga memberi arahan agar Fatayat mampu mengemas dakwah jadi lebih menarik, dan terampil mengambil isu. Dalam hal ini, ia menjelaskan ragam masyarakat di Kota Depok yang secara garis besar terbagi menjadi tiga jenis.
"Ada yang memang asli NU, ada yang semi NU, dan ada juga yang non-NU. Pertama, yang NU jangan sampai lepas Ke-NU-annya. Kedua, yang semi NU perlu dikuatkan ke-NU-annya seperti keturunan-keturunan warga NU yang tidak mengenal NU. Ketiga, kita perlu mengenalkan NU pada yang belum kenal NU, harus kita NU-kan", papar Rais Syuriyah PBNU ini.
Acara pelantikan ini didahului dengan khatmil qur'an oleh Ikatan Hafidzah Fatayat Kota Depok. Hadir dalam acara ini Pimpinan Pusat Fatayat NU Izzah Annafisah, Ketua Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Barat Hirni Kifa Hazefa, Rais Syuriyah NU Kota Depok KH Shihabuddin Ahmad, Jajaran Muspida Kota Depok, Kepala Kankemenag Kota Depok H. Asnawi, Ketua MUI Kota Depok KH Dimyati, perwakilan BAZNAS Kota Depok, perwakilan badan otonom NU Kota Depok, sejumlah perwakilan ormas di lingkungan Kota Depok.
Kontributor: Putri Hidayani
Editor: Aiz Luthfi