LAZISNU Jatim Segera Tuntaskan Ratusan Hunian Sementara Korban Semeru
Ahad, 11 September 2022 | 09:00 WIB
Pembangunan huntara bagi warga terdampak letusan gunung Semeru di Lumajang terus dilakukan LAZISNU Jatim. (Foto: NUO/NU Network)
Sumenep, NU Online Jatim
Meletusnya gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur beberapa waktu lalu masih menyisakan sejumlah persoalan. Terutama ketersediaan hunian sementara atau huntara bagi warga terdampak. Dan hingga kini, Pengurus Wilayah (PW) NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jatim terus merealisasikan hunian tersebut untuk warga sekitar.
"Kuota huntara adalah 250 unit, hingga kini tinggal 24 yang belum dibangun. Kita terus membangun tanpa henti dan berharap secepat mungkin selesai," kata Muhammad Suib, Wakil Ketua PW LAZISNU Jatim, Sabtu (10/09/2022).
Penjelasan tersebut disampaikannya saat dikonfirmasi media ini pada acara pembagian kacamata gratis kepada Nahdliyin di aula Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep.
Disebutkan, dibandingkan dengan lembaga lainnya yang ikut serta membangun huntara, kuota terbanyak ada pada LAZISNU. Karena mayoritas warga terdampak dari erupsi gunung Semeru adalah Nahdliyin.
"Berhubung yang paling banyak terdampak dari kalangan warga NU, maka LAZISNU terdepan dan terbanyak untuk mengambil peran dalam memberi bantuan kepedulian kepada mereka," ungkapnya.
Dirinya mengemukakan bahwa pembangunan hunian tidak dilakukan sendiri. Karena aksi sosial tersebut melibatkan banyaknya pihak dan bekerja sama dengan kalangan lain yang satu misi dengan LAZISNU. Namun demikian, berbagai upaya dilakukan demi memastikan keberadaan huntara dapat diselesaikan sesuai harapan.
"Mohon doa dan dukungannya agar kuotanya tercapai," harap dia.
Lebih lanjut, alumni Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo itu menegaskan bahwa hampir semua perhatian diberikan kepada warga. Saat awal musibah, layanan kesehatan, pendidikan, dan sebagainya dikerahkan untuk Nahdliyin di sana.
"Kami pernah berikan layanan terapi healing pada anak-anak yang tidak bisa bermain dan sekolah,” ungkap dia.
Bahkan hingga kini LAZISNU bekerja sama dengan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk menghibur anak-anak agar tidak timbul rasa traumatik yang mendalam.
“Hal itu penting sehingga tidak mengganggu kondisi psikologinya," terang Suib.
Paling simpel, lanjutnya, pihaknya mendatangkan tukang pijat. Layanan itu diberikan untuk warga yang ototnya tegang akibat musibah dan warga yang merasa kecapekan akibat mengurus keluarga serta menyelamatkan harta bendanya yang masih tersisa.
Pewarta: Firdausi
Editor: Syaifulah Ibnu Nawawi