LBM PCNU Banjar Berencana Hidupkan Kembali Bahtsul Masail Putri
Rabu, 24 Desember 2025 | 22:30 WIB
Martapura, NU Online
Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan berupaya menghidupkan kembali tradisi bahtsul masail, khususnya di kalangan putri. Upaya tersebut dilakukan di tengah keterbatasan pengalaman dan sumber daya kader yang dimiliki.
Ketua LBM PCNU Banjar Ustadz Fahmi mengakui proses pengkaderan masih menjadi tantangan utama. Menurutnya, minimnya pengalaman menjadi kendala dalam menyiapkan kader yang mampu aktif dan berkelanjutan dalam forum bahtsul masail.
Baca Juga
Bahtsul Masail dan Istinbath Hukum NU
“Untuk mengkader anggota yang lain itu memang terkendala, tentunya karena pengalaman yang masih minim,” ujar Fahmi dalam pertemuan Zoom bersama Sekretaris LBM PBNU. Senin, (22/12/25) malam.
Meski demikian, LBM PCNU Banjar berkomitmen untuk terus melangkah. Salah satu agenda yang tengah dipersiapkan adalah menghidupkan kembali bahtsul masail khusus putri, sekaligus merancang pendirian sekolah bahtsul masail di tingkat cabang.
“Saat ini, kami sedang memvisikan hidup kembali bahtsul masail untuk putri. Karena itu, kami mohon arahannya agar bisa mengikuti jejak bahtsul masail yang sudah berkembang di Pulau Jawa,” katanya.
Fahmi menambahkan, keterbatasan pengetahuan terkait kurikulum dan tahapan pelaksanaan sekolah bahtsul masail menjadi alasan pihaknya meminta pendampingan dari LBM di tingkat pusat.
“Kami juga ada rencana mengadakan sekolah bahtsul masail. Karena keterbatasan pengetahuan, baik soal kurikulum maupun langkah-langkahnya, kami sangat mengharapkan arahannya,” tandasnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris LBM Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nyai Ala’i Nadjib menyambut baik inisiatif LBM PCNU Banjar. Ia mengapresiasi terbentuknya LBM di tingkat cabang serta rencana pengembangan bahtsul masail putri.
“Selamat sebelumnya, kalau di Banjar sudah ada LBM-nya, dan akan ada kegiatan LBM putri,” ujar Nyai Ala’i.
Ia menjelaskan, di tingkat pusat, PBNU telah memiliki Madrasah Bahtsul Masail sebagai wadah pengkaderan. Selain itu, sejumlah wilayah juga telah mengembangkan sekolah bahtsul masail, seperti di Jawa Barat.
“Di LBM pusat ada Madrasah Bahtsul Masail. Di tingkat provinsi juga ada yang mengembangkan sekolah bahtsul masail,” katanya.
Nyai Ala’i menekankan pentingnya memperkenalkan bahtsul masail secara utuh kepada kader NU, agar tidak disalahpahami sebagai ajang perdebatan atau sekadar mencari persoalan.
“Bahtsul masail itu perlu dikenalkan, apakah hanya ajang berdebat, mencari masalah, atau justru menjawab masalah. Di Madrasah Bahtsul Masail PBNU dikenalkan metode, sejarah, dan segala hal yang berkaitan dengan bahtsul masail,” ujarnya.
Menurutnya, bahtsul masail merupakan ciri khas Nahdlatul Ulama dalam merespons persoalan-persoalan keagamaan dan sosial yang terus berkembang.
“Bahtsul masail itu mewarnai organisasi Nahdlatul Ulama dalam menjawab persoalan-persoalan kekinian,” kata Nyai Ala’i.
Ia pun mendorong LBM PCNU Banjar untuk terus melangkah secara bertahap sesuai kemampuan yang ada.
“Mulai dari hal-hal kecil, lakukan apa yang bisa dilakukan,” pungkasnya.
Kontributor: Anwar Syarif