Lesbumi Kudus Garap Kampung Budaya Berbasis Ajaran Sunan Muria
Kamis, 10 September 2020 | 11:00 WIB
Kudus, NU Online
Budaya menjadi pondasi dalam membentuk karakter masyarakat yang penuh dengan kearifan dan terbuka untuk semua kalangan. Oleh karena itu harus terus menerus dikenalkan kepada masyarakat luas.
Wakil Ketua Pengurus Cabang Lembaga Seni Budaya Muslimin Idonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Kudus, Muchammad Zaini, baru-baru ini sedang menggarap kampung budaya yang berbasis pada ajaran filosofis Sunan Muria.
“Alhamdulillah gagasan kampung budaya ini diterima oleh masyarakat sehingga guyub rukun. Kemudian kami memilih untuk mengangkat filosofi 'Tapa Ngeli dan Pagar Mangkuk' ajaran Sunan Muria,” kata Zaini kepada NU Online, Rabu (9/9).
Zaini menambahkan, pemilihan Tapa Ngeli dan Pagar Mangkuk bertujuan untuk mengenalkan dua ajaran tersebut kepada masyarakat nasional. Ajaran Tapa Ngeli mengandung makna sengaja menganyutkan diri tetapi tidak terbawa oleh arus gelombang yang ada.
“Sedangkan Pagar Mangkuk adalah ajaran Sunan Muria yang mendidik masyarakat agar ringan tangan dalam bersedekah dan membantu orang lain,” ujar Zaini.
Menurut Zaini, dua ajaran tersebut dipandang relevan untuk disebarluaskan kepada masyarakat untuk bisa mengatasi problematika hidup. Sebenarnya laku hidup tersebut sudah sejak lama dilaksanakan oleh warga nahdliyin, utamanya warga Muria di sekitarnya.
“Di Piji Wetan, dua filosofi ajaran itu diimplementasikan dalam laku budaya berupa jagongan, tonilan, dan mangkukan,” kata Zaini.
Tonilan adalah pentas teater rakyat yang di dalamnya berisi lakon cerita-cerita legenda yang berkaitan dengan Sunan Muria dan asal usul desa-desa yang ada di Kawasan Muria. Pentas ini berfungsi untuk meluruskan cerita-cerita yang salah tentang Sunan Muria agar tidak disalah pahami masyarakat.
“Banyak versi cerita yang salah tentang Sunan Muria itu coba kami luruskan untuk meminimalisir salah paham. Seperti legenda Dewi Nawangsih dan legenda Bakaran,” jelasnya.
Adapun video dan konsep kampung budaya Piji Wetan Desa Lau bisa ditonton pada link YouTube berikut ini https://youtu.be/e96CvJdUq4M.
Kontributor: M Farid
Editor: Abdul Muiz