Liburan Imlek, Muslimat NU Tanggul Jember Gelar Khatmil Qur’an
Sabtu, 13 Februari 2021 | 01:30 WIB
Ketua PAC Muslimat NU Tanggul, Kabupaten Jember, Hj. Winti Isnaini. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)
Jember, NU Online
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Tanggul, Kabupaten Jember Jawa Timur punya cara tersendiri untuk mengisi liburan tahun baru Imlek 2572 yang jatuh pada hari Jumat (12/3). Banom NU ini menggelar khatmil qur’an dan pengajian. Acara yang digelar di Ranting Muslimat NU Tanggul Wetan itu, dihadiri cukup banyak jamaah.
Menurut Ketua PAC Muslimat NU Tanggul, Kabupaten Jember, Hj. Winti Isnaini, sebenarnya khatmil qur’an merupakan acara rutin yang digelar sebulan sekali dengan lokasi bergantian di masing-masing Ranting Muslimat NU se-Kecamatan Tanggul. Namun kali ini, waktu acaranya berbarengan dengan tahun baru masyarakat Tionghoa itu.
“Tahun baru imlek itu identik dengan liburan, ya kita isi dengan pengajian dan khatmil qur’an. Sementara teman-teman Tionghoa, biarlah merayakannya dengan caranya sendiri. Ini bagian dari kekayaan budaya kita bangsa Indonesia,” ujar Winti, sapaan akrabnya, saat memberi sambutan.
Dalam kesempatan itu, Winti menekankan pentingnya orang tua agar terus berusaha membina dan mendidik putra-putrinya hingga menjadi anak yang kreatif dan selamat dunia akhirat. Katanya, dewasa ini pekerjaan kantoran cukup susah, namun peluang untuk berusaha cukup banyak.
Dinamika zaman senantiasa diiringi dengan munculnya infrastruktur dan fasilitas memudahkan manusia dalam beraktivitas. Fitur-fitur yang disediakan tidak hanya dirancang untuk memudahkan masyarakat dalam beraktivitas, tapi juga memperhitungkan efektivitas waktu. Semua itu merupakan tuntutan dari manusia modern.
“Kalau kita kreatif, banyak sekali peluang yang bisa kita tangkap. Misalnya, membuka jual beli online. Makanya jangan buru-buru dinikahkan anaknya. Matangkan pengalamannya, tanamkan tauhid di jiwanya agar selamat dunia akhirat,” tuturnya.
Mantan anggota DPRD Jember itu juga mengajak masyarakat untuk tidak lalai memberikan sedekah yang notabene juga berfungsi sebagai penolak balak. Sebab, saat ini bencana selalu mengintai, mulai dari letusan gunung merapi, banjir, hingga tanah longsor.
“Jadi tameng kita terhadap datangnya bencana adalah sedekah. Usaha lahir untuk menghadang bencana juga penting, tapi sehebat apapun usaha manusia, jika alam sudah murka semuanya bisa hancur, hanya sedekah yang bisa menghadang,” jelasnya.
Sementara itu, dalam tausiyahnya, Nyai Mufidatur Rohma berpesan agar masyarakat tidak menyia-nyiakan datangnya bulan Rajab sebagai salah satu bulan mulia. Sebagai bulan yang mulia, maka berpuasa merupakan salah satu cara umat Islam untuk meraih kepingan kemuliaan itu.
“Di bulan Rajab, sunnah berpuasa. Dari bulan ini kita semakin dekat ke bulan Ramadan, bersiaplah untuk menuai pahala,” ungkapnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin