Ketua PC IPNU Jember, Ardi Wiranata saat menyematkan logo IPNU kepada perwakilan siswa MA Ma’arif Jenggawah. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Jember, NU Online
Langkah Madrasah Aliyah (MA) Ma’arif Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur untuk mengganti bedge aau lencana Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) pada pakaian siswa-siswi dan atribut sekolah dengan logo Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), laik diacungi jempol. Pasalnya, meski sudah lama disosialisasikan oleh Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Jember terkait kebijakan pergantian logo tersebut, namun sekolah dan madrasah di bawah naungan atau yang berafiliasi dengan Ma’arif, masih enggan untuk melaksanakannya.
“Tapi yang ini (MA Ma’arif Jenggawah) sungguh luar biasa, langsung menggantinya bed OSIS dengan logo IPNU,” ucap Ketua PC IPNU Jember, Ardi Wiranata di MA Ma’arif Jenggawah, Senin (18/11).
Dalam kesempatan tersebut, Ardi berkenan menyematkan logo IPNU kepada salah seorang siswa MA Ma’arif Jenggawah sebagai tanda resminya IPNU-IPPNU l berkegiatan di sekolah tersebut.
Menurut Ardi, memang ada sedikit kendala jika sekolah atau madrasah mengganti OSIS dengan IPNU-IPPNU, yaitu terkait administrasi. Katanya, saat sekolah atau madrasah mengajukan akreditasi, maka kegiatan OSIS termasuk item yang perlu disertakan laporan kegiatannya. Sehingga dengan demikian, maka OSIS masih diperlukan.
“Namun ada juga sekolah yang kreatif sehingga bisa mengganti OSIS dengan lambang IPNU-IPPNU, contohnya MA Ma’arif Jenggawah,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa pergantian logo tersebut membuktikan bahwa IPNU mampu dan hadir di sekolah. Namun yang lebih penting, katanya, adalah bahwa pelajar NU saat ini mempunyai tantangan cukup besar, yaitu mudahnya akses informasi apapun masuk dalam dinding kehidupan masyarakat, dan itu gampang menimbulkan pengaruh.
“Silakan yang lain berubah, tapi pendidikan moral, akhlak, dan sopan santun, harus tetap sesuai dengan jati diri kita, yaitu Ahlussunnah wal Jamaah,” jelasnya.
Sementara itu, Pengasuh MA Ma'arif Jenggawah, H Saiful Ihsan berharap agar PC IPNU terus melakukan kaderisasi di level sekolah. Sebab potensi terbanyak anggota IPNU-IPPNU justru berada di sekolah. Sedangkan bagi sekolah atau madrasah yang sudah resmi beridentitas IPNU-IPPNU, ia berharap perlakuan yang lebih, khususnya dalam pembinaan Aswaja dengan segala bentuk dan modelnya.
“Ini karena mereka sudah berubah identitas,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi