Daerah

Madrasah Perlu Dukungan Supaya Berkualitas

Selasa, 23 Januari 2018 | 14:09 WIB

Brebes, NU Online 
Kepala Sub Direktur Kurikulum dan Evaluasi Direktorat Kurikulum, Sarana Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI H. Ahmad Hidayatullah menegaskan, mutu madrasah perlu campur tangan birokrasi. Campur tangan ini bukan pada sisi akademik, tetapi pada fasilitasi dan supporting (dukungan) demi penguatan madrasah untuk mewujudkan kualitas. 

“Pemberdayaan madrasah perlu ada arah teknis birokrasi dan fungsional untuk kembali ke khitah,” ujarnya saat menyampaikan seminar nasional tentang pendidikan di Islamic Center Brebes, Sabtu (20/1).

Kata Ahmad, untuk fasilitasi dan supporting misalnya, penganggaran tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada komunitas madrasah. Strategi penguatan penganggaran harus ada campur tangan pemerintah baik itu presiden, gubernur dan  bupati. Madrasah sangat membutuhkan operasional yang besar sekali meskipun sudah ditunjang BOS. 

“Para birokrat harus mencarikan jalan seperti potensi potensi dana yang ada di negara kita terkait penganggaran untuk madrasah negeri dan swasta sesuai tingkatannya di pusat, provinsi, maupun kabupaten,” tegasnya.

Penguatan kualitas madrasah, lanjutnya, perlu juga pemberdayaan melalui inovasi dalam penyelenggaraan. Investor akan tertarik manakala madrasah memiliki akuntabilitas yang tinggi dengan sistem keuangan yang bagus serta manajemen yang ramah investasi. 

Birokrat jangan mengambil porsi pekerjaan fungsional misalnya pembelajaran dan akademik. Birokrat cukup memberi rambu-rambu pembelajaran dan mengawasi.

Agar bisa nyaman membawakan realisasi pembelajaran yang berprestasi dia juga mengajak perlunya inovasi implementasi kurikulum. Di dalamnya harus ada rekayasa penataan restrukturisasi kurikulum berdasarkan karakteristik muatan mata pelajaran.

Mata pelajaran yang dominan kognitif maka diajarkan yang strategi kognitif, yang dominan keterampilan, yang estetika dengan strategi kesenian, keterampilan fisik dengan strategi ketrampilan olahraga misalnya. Sesuai dengan bakat minatnya, akan fokus di satu bidang meskipun pelajaran yang lain diikuti sesuai dengan proporsinya.

Tak kalah penting, lanjutnya, di madrasah perlu dibangun penjaminan mutu yang renteng dengan penerapan aplikasi. Di dalamnya fasilitasi keutuhan guru akan bahan pembelajaran, perangkat pembelajaran, alat perangkat pembelajaran didalamnya dijalan bentuk member by name by address. Kemudian, Madrasah memiliki gerakan budaya madrasah yang ceria berprestasi. 

Untuk menciptakan madrasah yang ceria berprestasi dikuatkan dengan empat budaya, yakni kepuasan kepada semua pihak, keandalan data, penjaminan mutu dengan aplikasi, dan respek. 

“Perlu ada paradigma yang berubah untuk mewujudkan madrasah yang ceria berprestasi,” pungkasnya.

Ketua PGRI Cabang Khusus Kementerian Agama Robihun menjelaskan, seminar itu digelar dalam rangka peringaan Hari Amal Bakti Kemenag ke-72. Seminar diikuti anggota PGRI Cabsus sebanyak 925 orang yang berasal dari guru dan Kepala RA, MI, MTs, MA negeri dan swasta se-Kabupaten Brebes.

Narasumber lain, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jateng M. Farhani, Auditor Inspektorat Jenderal Kemenag RI Moh Fahri dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Brebes H. Mahrus. (Wasdiun/Abdullah Alawi)


Terkait