Tangerang Kota, NU Online
Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara melangsungkan pelantikan BEM masa Khidmat 2017–2018. Wakil Ketua III Bid. Kemahasiswaan STISNU, Bahrudin menyatakan bahwa untuk melakukan perubahan diperlukan arah pergerakan yang jelas. Sebagai mahasiswa NU perlu juga internalisasi nilai-nilai aswaja dalam pergerakan.
“Sebagai mahasiswa harus kritis dan tahu arah pergerakan. Pergerakan mahasiswa STISNU harus berlandaskan nilai-nilai Aswaja,” tegasnya dalam sambutan Pelantikan BEM STISNU di Aula STISNU Nusantara, Ahad (27/11).
Bahrudin mengharapkan kepada seluruh pengurus BEM agar ikhlas berjuang untuk NU. Perlu merumuskan program kerja yang tapat dan bermanfaat untuk mahasiswa. Selain itu, BEM sebagai perpanjangan tangan dari Kampus maka perlu mengkampanyekan kampus STISNU kepada masyarakat.
“Setelah dilantik segera menyusun program kerja . pertama, terkait dengan akademik. Kedua, terkait sosialisasi kampus kita kepada masyarakat,” ajaknya.
Menurutnya, hal lain yang penting diperhatikan bagi mahasiswa adalah konflik dalam berorganisasi. Dan jangan melupakan musyawarah dalam menyelesaikan permasalahan. Terakhir, bangun komunikasi yang antar lembaga.
Ketua STISNU Nusantara KH Baijuri Khatib mengatakan, 10 tahun terakhir wajah Islam Indonesia mengalami perubahan. Dulu, para Walisongo menyebarkan Islam di Nusantara dengan akulturasi budaya. Para kiai melihat adanya resapan-resapan kesengajaan ingin merubah wajah Islam damai dan ramah menjadi Islam marah.
“Sebab itu, mahasiswa NU harus paham fikrah, manhaj, dan harakah an-nahdliyyah. Mahasiswa STISNU jangan minder kuliah di kampus NU. Justru kuliah di STISNU ini untuk menemukan masa depan,” pesannya.
Pelantikkan BEM dihadiri ratusan mahasiswa STISNU dan undangan dari berbagai kampus se-Tangerang Raya. Turut hadir juga KH Baijuri Khatib Ketua STISNU Nusantara beserta jajarannya. (Suhendra/Mukafi Niam)