Daerah

Mahasiswa Unwaha Kunjungi Sekolah Terpencil di Jombang

Senin, 1 Mei 2017 | 13:03 WIB

Jombang, NU Online 
Puluhan mahasiswa dan mahasiswi Universitas KH Wahab Chasbullah (Unwaha) Tambakberas Jombang punya cara tersendiri untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional tiap 2 Mei. Mereka mengunjungi SDN Pojokklitih 3, Dusun Nampu, Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. Mereka melakukan bakti sosial (baksos) di lingkungan warga sekitar, Sabtu (29/4) lalu.

"Sambang Sekolah merupakan salah satu program kami yang setiap peringatan Hardiknas yang diselenggarakan di sekolah-sekolah dalam lingkup Kabupaten Jombang, terutama di pelosok-pelosok. Kini Pojokklitih yang kami kunjungi," jelas Anisa, ketua panitia.

Menurutnya, kegiatan dengan tema 'Living For Care, Care For Sharing' ini sangat mengesankan. Sepanjang perjalanan terasa menantang karena harus melewati 2 bukit dan 1 sungai tanpa jembatan penyemberang, jalan berlumpur serta licin. Perjalanan terasa lama dan penuh tantangan.

"Banyak teman-teman yang terjatuh dikarenakan lumpur yang licin dan juga medan yang terjal," tambahnya.

Ia menambahkan, dipilihnya SDN Pojokklitih 3, berawal dari info di media sosial yang mengangkat keadaan di sana dan karena semangat guru dan murid di sana memang patut diacungi jempol. Lokasi sekolah yang jauh dari keramaian, akses jalan yang sulit serta signal yang susah didapat. Setiap hari para guru harus jalan kaki sekitar 4 km atau sekitar 1,5 jam perjalanan.

Tim juga membawa bantuan berupa 3 kardus air mineral, 2 kardus tas donasi, 2 karung baju hasil donasi dan konsumsi. Semua bantuan akan diberikan kepada siswa-siswi dan warga sekitar yang membutuhkan bantuan.

"Perjuangan guru di sini sungguh luar biasa, daerahnya sangat plosok, mereka (guru, red) harus jalan kaki 4 km setiap hari. Ini masalah yang harus diangkat sebelum Hardiknas besok," papar mahasiswi jurusan bahasa Inggris ini.

Sementara itu, Purwandi, Kepala SDN Pojok Klitih mengaku senang atas kunjungan dari mahasiswa Unwaha yang bersusah payah melewati bukit dan sungai untuk berkunjung ke sekolahnya. SDN Pojokklitih 3 hanya memiliki 17 murid, tempat yang jauh dan terpencil membuat sekolah ini jarang disoroti oleh pemerintah. Para guru dan siswa-siswi juga kesulitan bila harus berurusan dengan internet, signal bagaikan oase di SDN Pojokklitih 3.

Dikatakan dia, setiap anak memiliki hak yang sama dalam hal pendidikan. Meski dalam kondisi yang jauh dari keramaian, namun urusan pendidikan patut diperjuangkan. "Terima kasih atas kunjungannya, ya beginilah kondisi sekolahan kami, sederhana tapi patut untuk dipejuangkan. Semua anak di sini memiliki hak sama mengenai pendidikan walaupun hanya berjumlah 17 siswa. Kalau bukan kita yang bergerak siapa lagi?" bebernya.

Ia menyayangkan di Kabupaten Jombang masih ada sekolah yang susah dijangkau seperti sekolahnya. Semangat Hardiknas seharusnya bisa menjawab ini, tidak hanya diperingati secara rutin tapi tidak ada hasil yang nyata bagi masyarakat kecil. Guru-guru dan murid mengharap ada jembatan yang dapat mempermudah akses ke sekolah.

"Kami kesulitan akses jalan, internet dan signal disini, semoga pemerintah mendengar suara kami," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Abdullah Alawi)



Terkait