Surabaya, NU Online
Kantor Majalah NU Aula yang berada di jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya sedikit berbeda pada Rabu (20/11). Hal tersebut lantaran kedatangan tamu puluhan siswi dari Pondok Pesantren Modern Al-Fatimah Bojonegoro, Jawa Timur. Lebih dekat, mereka ingin mengenal dan mendapat gambaran terkait proses yang harus dilewati sehingga majalah beredar dan dinikmati pembaca.
Moch Rofi’i Boenawi selaku Sekretaris Redaksi Majalah NU Aula mengaku setuju dengan tema yang diangkat peserta dari Lembaga Pers Siswi Al-Himmah ini yakni Be a Good Journalist Make a Better Future.
“Di banner ini sudah jelas bahwa menjadi jurnalis yang baik membuat masa depan lebih baik. Karena jurnalis itu menjadi pembawa konten yang sangat luar biasa dan banyak tokoh NU nasional berawal dari jurnalis,” katanya.
Pria kelahiran Surabaya ini juga menyampaikan cara menciptakan konten baru, yaitu harus menyesuaikan kebutuhan konsumen. Kemudian mengatur diksi, narasi, dan mampu menyusun kalimat dengan menarik.
“Menjadi jurnalis itu dituntut untuk lebih mengetahui informasi sebelum masyarakat tahu, kemudian bagaimana menciptakan konten baru,” ungkapnya.
Dalam pandangannya, konten harus menyesuaikan kebutuhan konsumen. Setelah diketahui, baru beranjak kepada bagaimana memilih diksi, narasi sehingga tersusun dengan apik, cantik, dan menarik,” ungkap pria kelahiraan 1991 ini.
Tidak hanya itu, pria yang juga sebagai Sekretaris Pengurus Wilayah NU Care LAZISNU Jawa Timur ini mengatakan menjadi jurnalis yang baik dan benar harus memiliki tiga sifat utama.
Pertama adalah skeptis yaitu ragu-ragu dan tidak percaya diri. Dengan demikian akan selalu bertanya dan tidak mudah yakin.
“Skeptis itulah yang harus kita bangun bersama. Dan semua harus memiliki sifat skeptis,” jelas alumnus pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut.
Sifat kedua adalah selalu action dalam artian tidak boleh menunggu. Seorang jurnalis harus banyak membaca dan berdiskusi, lalu mencari apa yang menjadi kebutuhan dalam tulisan. Ketiga adalah profesional.
Pada kunjungan tersebut Rofi’i Boenawi menjelaskan proses produksi Majalah NU Aula. Mulai dari rapat redaksi menentukan rubrikasi dan tema utama, proses liputan yang dilakukan wartawan, deadline dan layout, lalu naik cetak.
“Al Himmah sudah memiliki kru yang komplit dan majalahnya juga sudah bagus. Tinggal ditingkatkan pasarnya hingga ke alumni pondok agar media ini menjadi sumber informasi dan edukasi,” pungkasnya.
Editor: Ibnu Nawawi