Menembus Medan Berat Gayo, Ansor dan Banser Tagana Salurkan Bantuan ke Warga di Bener Meriah
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:50 WIB
Personel jalan kaki untuk mencapai wilayah yang masih terisolasi di Bener Meriah, Aceh untuk menyerahan bantuan kebutuhan pokok. (Foto: dok istimewa/Helmi Abu Bakar)
Bener Meriah, NU Online
Di tengah situasi pascabencana banjir bandang dan longsor yang masih menyisakan luka dan keterisolasian, Satuan Banser Tanggap Bencana (Bagana) kembali menunjukkan peran kemanusiaannya. Menembus medan berat di wilayah dataran tinggi Gayo, Bagana Aceh hadir memastikan bantuan menjangkau warga terdampak di Kabupaten Bener Meriah.
Wilayah ini menjadi salah satu lokasi dengan akses terberat akibat bencana. Sejumlah ruas jalan rusak, jembatan penghubung antardesa putus, serta longsoran tanah menutup jalur transportasi. Kondisi tersebut membuat sebagian wilayah sempat terisolasi.
Di bawah komando Kepala Satuan Khusus Nasional (Kasatsusnas) Bagana, H. Mahdani Hamzah, tim Bagana Aceh bergerak menuju Bener Meriah. Ia didampingi Ketua PW Ansor Aceh, Azwar A Gani, bersama personel Ansor dan Banser dari berbagai kabupaten. Kepada NU Online, Jumat (26/12/2025), mereka menyampaikan bahwa sejak awal bencana, Bagana berada di garis depan penanganan kemanusiaan.
Perjalanan menuju lokasi terdampak tidak mudah. Rombongan harus melewati jalan rusak, tanjakan curam, serta titik-titik longsor. Di beberapa lokasi, jembatan penghubung telah runtuh total sehingga tim terpaksa memutar jauh, bahkan berjalan kaki, demi memastikan bantuan tetap tersalurkan.
Kabut tebal dan udara dingin pegunungan Gayo turut menambah tantangan. Namun kondisi tersebut tidak menyurutkan langkah para relawan. Mereka menegaskan kehadiran di Bener Meriah bukan sekadar membawa bantuan logistik, melainkan memastikan warga terdampak tidak merasa ditinggalkan.
Setibanya di lokasi, tim mendapati rumah warga berlumpur, fasilitas umum rusak, serta sisa longsoran masih terlihat di sejumlah lereng perbukitan. Sebagian warga masih berjuang membersihkan rumah dan lingkungan dari lumpur sisa banjir bandang.
Selain menyalurkan bantuan logistik dan perlengkapan darurat, Bagana Aceh bersama Bagana PP Ansor turut membantu membersihkan lingkungan terdampak. Dengan peralatan sederhana, mereka bergotong royong membersihkan lumpur di rumah-rumah warga, meunasah, serta akses jalan desa.
“Bantuan bukan hanya soal sembako. Membersihkan lingkungan juga bagian dari pemulihan awal agar warga bisa kembali beraktivitas,” ujar salah satu personel Bagana di sela kegiatan.
Kasatsusnas Bagana, Mahdani Hamzah, menegaskan bahwa medan berat tidak boleh menjadi alasan untuk menghentikan misi kemanusiaan. “Perjalanan ini penuh keterbatasan, tetapi penderitaan warga jauh lebih berat. Selama masih ada akses, sekecil apa pun, akan kami tempuh,” ujarnya.
Ketua PW Ansor Aceh, Azwar A Gani, menambahkan bahwa kolaborasi Ansor dan Bagana dari berbagai kabupaten mencerminkan kuatnya solidaritas Nahdliyin dalam menghadapi bencana. “Ini bukan kerja satu orang atau satu daerah, melainkan kerja kolektif. Dari Aceh untuk Aceh,” katanya.
Menurut Azwar, kehadiran Ansor dan Bagana tidak hanya berarti bantuan fisik, tetapi juga menjadi penguat batin bagi warga di tengah trauma dan ketidakpastian. “Di antara puing dan lumpur, warga kembali merasakan bahwa mereka tidak sendirian,” ucapnya.
Ia menambahkan, perjalanan menembus pegunungan Gayo mungkin menjadi salah satu misi terberat. Namun di sanalah makna pengabdian diuji. “Solidaritas kemanusiaan tidak berhenti di batas jalan yang putus,” pungkasnya.