Kiai Fudholi (tengah berkopyah) saat menerima hadiah umroh secara simbolis dari Kemenag Pamekasan sebagai imam masjid berkompeten di Kabupaten Pamekasan, tiga hari lalu. (Foto: NU Online/Sulaiman)
Pamekasan, NU Online
Kiai Fudholi. Nama ini sudah tak asing lagi di kalangan NU Cabang Pamekasan. Pasalnya ia cukup lama mengabdi sebagai pengurus NU. Hingga di usianya yang berkepala tujuh itu, Kiai Fudholi tetap setia berkhidmah untuk NU. Ia dikenal sebagai sosok yang istiqamah berjuang demi agama melalui Jam'iyah Nahdlatul Ulama di kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Pengabdiannya untuk Nahdlatul Ulama (NU) tidak perlu diragukan lagi, baik melalui struktural maupun kultural.
Ketua PCNU Kabupaten Pamekasan, Kiai Taufiq Hasyim menyatakan salut atas loyalitas dan semangat Kiai Fudholi dalam menebar ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja). Menurutnya, Wakil Katib Syuriah PCNU Pamekasan tersebut adalah sosok yang tak kenal lelah dalam berjuang menegakkan Islam Rahmatan Lil’alamin.
"Pernah suatu ketika, beliau (Kiai Fudholi) menghadiri acara NU di Pasean. Tepat jam 2 malam, ban sepeda motornya kempes di tengah perjalanan pulang. Itu perjuangan yang sangat luar biasa," cerita Kiai Taufiq kepada NU Online, Rabu (8/1).
Kiai Fudholi juga termasuk salah satu pengembang pendidikan agama di kabupaten yang dikenal dengan Kota Gerbang Salam tersebut. Tercatat di beberapa kecamatan, Kiai Fudholi mendirikan madrasah dan majelis taklim, termasuk di tanah kelahirannya Desa Mapper, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.
"Komitmen beliau terhadap pendidikan sangat luar biasa. Kiai banyak mendirikan madrasah dan majelis taklim di desa-desa, mulai dari Kecamatan Kadur hingga Kecamatan Proppo, tanah kelahirannya," jelas Kiai Taufiq.
Perjalanan hidupnya juga tidak lepas dari masjid. Bahkan alumni Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan ini tercatat sebagai imam masjid paling kompeten tahun 2019. Hingga mendapatkan hadiah umroh dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pamekasan.
"Beliau sejak mondok hingga menjadi ustaz di Pondok Pesantren Bettet dipercayai membina beberapa masjid dan menjadi khatibnya. Itu semua atas restu pengasuh pada waktu itu," tambahnya.
Kiai Fudholi sendiri mengakui bahwa segala kebaikan yang terjadi pada dirinya, merupakan barokah dari Nahdlatul Ulama dan Pondok Pesantren yang telah menempanya.
"Ini semua tidak lepas dari kiriman fatihah kepada muassis Nahdlatul Ulama yang telah dilakukan setiap waktu. Begitu pun dengan ilmu yang saya dapat di Pondok Pesantren Bettet itu merupakan barokah juga. Semoga ibadah saya lakukan, senantiasa diterima oleh Allah SWT,” tutur Kiai Fudholi saat ditemui di kediamannya, desa Mapper, kecamatan Proppo, kabupaten Pamekasan.
Kontributor: Sulaiman
Editor: Aryudi AR