Focus Group Discussion (FGD) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Aceh Timur, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Ahad (24/4/2022. (Foto: Helmi Abu Bakar)
Langsa, NU Online
Dinul Islam syariatnya bersifat universal dan diberikan kebebasan kepada umat untuk melakukan ibadahnya terlebih di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan banyak keistimewaannya.
Demikian salah satu pesan yang disampaikan Tgk. Ismail Fahmi Arrauf dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Aceh Timur, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Ahad (24/4/2022)di Lantai II Gedung Kementerian Agama (Kankemenag) Aceh Timur.
"Islam itu luas dan tidak sempit, sehingga dalam ibadah diberikan kebebasan untuk umat. Apalagi di bulan Ramadhan ini, umat Islam harus memperbanyak amal seraya mempertebal keimanan kepada Allah swt," ungkap Tgk. Ismail Fahmi Arrauf yang merupakan salah seorang dosen IAIN Langsa.
Tgk Ismail Fahmi Arrauf menyebutkan, moderisasi beragama merupakan amanah dari Presiden RI, Ir H Joko Widodo, yang diberikan kepada Menteri Agama (Menag). Dengan begitu, program moderasi beragama perlu dukungan semua pihak dalam implementasi moderasi beragama tersebut.
"Moderasi beragama merupakan usaha kreatif untuk mengembangkan suatu sikap keberagamaan di tengah pelbagai desakan ketegangan (constrains), seperti antara klaim kebenaran absolut dan subjektivitas, antara interpretasi literal dan penolakan yang arogan atas ajaran agama, juga antara radikalisme dan sekularisme," lanjutnya.
Tgk. Ismail menambahkan bahwa komitmen utama moderasi beragama terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik untuk menghadapi radikalisme agama yang mengancam kehidupan beragama itu sendiri dan, pada gilirannya, mengimbasi kehidupan persatuan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sementara itu Ketua PCNU Aceh Timur Tgk. Safwan Aba Amini mengajak seluruh keluarga besar NU untuk menguatkan ukhwah Islamiyah dan merapatkan barisan dalam mendukung amanah tersebut agar berjalan maksimal di tengah-tengah umat.
"Salah alasan esensial pentingnya moderasi beragama adalah untuk menjaga martabat manusia sebagai makhluk mulia ciptaan Tuhan, termasuk menjaga untuk tidak menghilangkan nyawanya. Itu mengapa setiap agama selalu membawa misi damai dan keselamatan," paparnya.
Lebih lanjut, Gus Safwan menyebutkan untuk mencapai itu, agama selalu menghadirkan ajaran tentang keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan. Agama juga mengajarkan bahwa menjaga nyawa manusia harus menjadi prioritas. "Menghilangkan satu nyawa sama artinya dengan menghilangkan nyawa keseluruhan umat manusia. Moderasi beragama menjunjung tinggi nilai kemanusiaan," ujarnya.
Tgk Safwan yang juga tokoh agama Aceh Timur berharap ke depan akan lahir instruktur yang akan membahas secara mendalam moderasi beragama terhadap seluruh lapisan, termasuk diklat terhadap pegawai, dosen, dan mahasiswa.
FGD kali ini mengangkat tema Moderasi Beragama Menuju Kebangkitan Umat yang Toleran dan Damai. Hadir sebagai narasumber selain Tgk. Ismail Fahmi Arrauf dan Ketua PCNU Aceh Timur, Tgk Safwan Aba Amini, juga Kepala Subbag Tata Usaha Kantor Kemenag Aceh Timur, Tgk H Akli Zikrullah.
Para peserta FGD adalah anggota banom NU, seperti IPNU, Gerakan Pemuda Ansor, PMII, dan Fatayat NU, pengurus PCNU, dan pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Se-Aceh Timur seperti MWCNU Peunarun dan Idi Rayeuk.
Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Kendi Setiawan