Daerah

Muharam, Lesbumi Denpasar Gelar Penyucian Pusaka Nusantara

Senin, 2 September 2019 | 17:30 WIB

Muharam, Lesbumi Denpasar Gelar Penyucian Pusaka Nusantara

Penyucian pusaka Nusantara oleh Lesbumi Denpasar.

Denpasar, NU Online
Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kota Denpasar, Bali menggelar ritual penyucian pusaka Nusantara. Kegiatan tersebut dilangsungkan bertepatan pada peringatan 1 Suro, di Kantor Nahdatul Ulama Denpasar, Sabtu (31/8) malam.
 
Kegiatan ini diawali dengan atraksi pembacaan puisi yang mengisahkan muatan heroikme untuk mencintai Tanah Air. Dilanjutkan dengan tampilan band dari kalangan generasi milenial.
 
Ketua Lesbumi Denpasar Munajaturrahman menyatakan, bertepatan dengan peringatan 1 Suro kali ini, sengaja dirangkaikan dengan kegiatan peluncuran Lesbumi Kota Denpasar.
 
"Sebenarnya Lesbumi sudah ada sejak tahun 1965. Di Denpasar, Lesbumi juga sudah ada sejak bertahun-tahun lalu, namun kemudian terbentuk kelompok-kelompok kecil. Kali ini kita sengaja membangkitkan dengan melaunching Lesbumi Denpasar. Untuk menandai era kebangkitan, kami menggagas acara penyucian pusaka Nusantara," ujar Munajaturrahman yang memberi keterangan di sela-sela acara.
 
Munajaturrahman melanjutkan, penyucian pusaka Nusantara ini memiliki makna filosofis mendalam. Yaitu, sebagai ajang pelestari budaya lelulur agar tidak ditinggalkan generasi milenial.
 
"Mengingat belakangan ini, generasi milenial lebih terpikat untuk menggeluti budaya asing atau dianggap modern, sehingga tidak jarang mengabaikan serta melupakan budaya asli negeri," katanya.
 
Ketua PCNU Kota Denpasar H Pujianto menyatakan, Lesbumi adalah lembaga seni budaya Muslimin yang ada di bawah Nahdatul Ulama. Di mana lembaga tersebut yang menaungi seniman-seniman agar mereka memiliki 'rumah' yang penuh persaudaraan.

Dia menegaskan bahwa hanya NU yang bisa menampung beragam kegiatan budaya, mengingat selama ini NU memang memiliki komitmen untuk menjaga tradisi yang lama agar tidak tertinggalkan, namun tetap mau mengakomodir budaya yang baru.
 
"Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan semakin mengenalkan warna budaya bangsa pada generasi muda, khususnya generasi muda NU. Mari kita mencintai budaya sendiri. Tidak perlu malu atau gengsi dengan budaya lokal, karena Indonesia adalah negeri yang kaya budaya. Mari kita bangga sebagai warga Indonesia," kata H Pujianto. 
 
Kontributor: Ahad
Editor: Kendi Setiawan