Warga NU berziarah di pemakaman Muslim Kampung Naena Muktipura dalam rangkaian Rakedan (Rawat Kebhinnekaan, Damai Kita Dapatkan) Syawal Bumi Amungsa PCNU Mimika, Papua Tengah, Sabtu (20/5/2023). (Foto: istimewa)
Mimika, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) bukanlah organisasi yang bertumpu pada hal bendawi atau jasmani semata, namun NU adalah organisasi yang sangat kuat dimensi ruhani. NU berdiri berkat riyadhah, tirakat, dan munajat para wali dan masyayikh yang bening ruhaninya.
Agenda dan program NU senantiasa diawali dengan 'komunikasi langit' melalui tawasul untuk mendapatkan kelancaran dan keberkahan. Hal inilah yang dicoba dibiasakan di kegiatan PCNU Mimika, termasuk acara dalam acara Rakedan (Rawat Kebhinnekaan, Damai Kita Dapatkan) Syawal Bumi Amungsa ini.
"Di malam ini kita bermunajat kepada Allah untuk kelancaran dan keberkahan acara besok. Juga untuk semua hajat dunia dan akhirat kita lewat istighotsah dan khatmil Qur'an," ajak Wakil Rais Syuriyah PCNU Mimika, Ust Hasyim Asyari sebelum memimpin istighotsah pada Jumat (19/5/2023) malam di Masjid Al Muhajirin Kampung Naena Muktipura. Malam itu mereka bermunajat dengan istighotsah dan khatmil Qur'an. Acara diawali pembacaan Barzanji oleh Grup Qutatrunnada yang personelanya adalah ibu-ibu dari Kampung Naena Muktipura.
Sowan leluhur ziarah kubur
Sabtu (20/5/202) pagi bakda duha, para sesepuh Kampung Naena Muktipura melaksanakan ziarah kubur di pemakaman Muslim Kampung Naena Muktipura.
"Di setiap daerah, entah desa, kampung, kota pasti ada yang membukanya, ada yang merintisnya. Para leluhur itulah cikal bakal kehidupan di tempat itu. Mari kita rawat dan diziarahi," ajak Wakil Ketua PCNU Mimika, Sugiarso, saat menjelaskan urgensi ziarah.
Menurutnya, banyak sedikitnya bakti anak kepada orang tua dan leluhur sebanyak itu juga rejeki yang akan diterimanya.
"Ridha Allah bergantung ridha orang tua. Mencari ridha dan bakti tidak hanya saat mereka hidup di dunia, namun tanpa batas. Dalam keyakinan kita, NU, orang yang meninggal itu hidup di alamnya bisa mendoakan anaknya dan senang ketika diziarahi, layaknya saat masih di dunia. Inilah adab dan amaliyah NU," urainya lebih lanjut.
Rangkaian shalawat, istighatsah, khatmil Qur'an, dan ziarah menurutnya menjadi poros ruhiyah di NU. "Bisa jadi kesuksesan acara PCNU Mimika berkat tali temali poros ruhiyah para muassis dan masyayikh NU yang sambung menyambung hingga menggerakkan pintu langit terbuka rahmatnya," tutupnya.
Ziarah pagi itu dipimpin Ustadz Hasyim Asyari dan doa oleh Ketua Takmir Mushala Nurul Ulum, Sutikno.
Editor: Kendi Setiawan