MWCNU Jenggawah dan Muslimat NU Jember Sumbang Pesantren Korban Banjir
Kamis, 14 Januari 2021 | 02:30 WIB
Tim Muslimat NU Jember dan MWCNU Jenggawah Jember saat membagikan bantuan untuk Arrosyid Jember. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)
Jember, NU Online
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Jenggawah Kabupaten Jember bergerak cepat memberi bantuan bagi pesantren Arrsoyid, Dusun Krajan B, Desa/Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember Jawa Timur, Rabu (13/1). Pesantren Arroysid diterjang banjir cukup parah pada Selasa (12/1) sore, setelah air sungai Tugusari meluap dan menjebol tembok pembatas pesantren. Air bah setinggi 180 centimeter pun menggenangi seluruh isi pesantren tersebut.
Menurut Ketua MWCNU Jenggawah, H Sucipto, bantuan berupa nasi kotak, air mineral, dan barang logistik lainnya dimaksudkan untuk meringankan beban pesantren dan santri karena banjir tersebut telah menghancurkan segalanya.
“Ya kami sangat bersimpati, dan insyaallah akan terus menggalang bantuan untuk (pesantren) Arrosyid,” ucapnya.
Di hari yang sama, Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Jember juga mendatangi pesantren Arrosyid untuk menyerahkan bantuan dengan tujuan yang sama, yaitu meringankan beban korban banjir.
“Ya kami dadakan, begitu ada kabar pesantren ini kena banjir, langsung kami bergerak,” ungkap Ketua PC Muslimat NU Jember, Nya Hj Emi Kusminarni.
Ia berharap agar pemerintah dan masyarakat turut membantu untuk meringankan beban pesantren dan mengatasi persoalan lainnya terjangan banjir ini. Sebab, kerusakan pesantren Arrosyid cukup parah, sehingga membutuhkan renovasi yang cukup agar santri bisa belajar kembali dengan normal.
“Benar-benar parah (kerusakannya). Butuh bantuan semua agar kegiatan pesantren normal kembali,” jelasnya.
Hujan yang terus mengguyur Jember dalam beberapa hari terakhir ini telah menyebabkan sejumlah sungai meluap. Salah satunya adalah sungai Tugusari. Sungai ini memang langganan banjir, namun yang terjadi kali ini cukup dahsyat.
Menurut pengasuh Pesantren Arrosyid, Gus Imam Muqoid, banjir tersebut selain merobohkan tembok yang menjadi pembatas lokasi pesantren dengan sungai, juga merobohkan tiang teras mushala. Karena tembok sudah ambruk, maka air bah yang membawa lumpur dan sampah material kayu itupun leluasa masuk ke lokasi pesantren. Asrama santri dan rumah pengasuh pesantren tak luput dari terjangan lumpur dan sampah. Akibatnya, kitab, baju santri dan dokumen pesantren, ludes tersapu banjir.
Untungnya banjir itu tidak sampai menelan korban jiwa, karena santri segera berhamburan untuk menyelamatkan diri. Hanya ada beberapa santri yang cedera ringan karena tertimpa lemari. Jalanan desa dan rumah penduduk pun tak luput dari banjir.
“Untuk sementara anak-anak (santri) saya titipkan ke rumah tetangga dan sebagian di pesantren terdekat,” ucapnya.
Setelah hampir dua jam, akhirnya banjirpun surut. Kemudian sebagian santri dibantu masyarakat bersama-sama membersihkan lumpur sisa-sisa banjir yang cukup tebal . Menurut Gus Imam Muqoid, untuk sementara kegiatan santri dihentikan karena selain infrastruktur pesantren rusak parah, para santri juga kehilangan barang-barangnya.
“Kegiatan santri kami hentikan sampai kondisi pesantren normal kembali,” pungkasnya.
Selain menghantam Pesantren Arrsoyid, banjir tersebut di hari yang sama juga menerjang dua pesantren lainnya di Desa Bangsalsari, yaitu pesantren Manbaul Khoiriyatil Islamiyah dan Al-Azhar. Namun yang cukup parah terkena terjangan banjir adalah Arrosyid.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin